Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pejabat Ramai-Ramai Minta Maaf Soal Covid-19: Seperti Ikan dalam Akuarium!

Pejabat Ramai-Ramai Minta Maaf Soal Covid-19: Seperti Ikan dalam Akuarium! Kredit Foto: Instagram/Luhut Binsar Pandjaitan
Warta Ekonomi, Jakarta -

Sepekan terakhir, ada fenomena baru di kalangan pejabat, baik pusat maupun daerah. Pejabat lagi rame-rame minta maaf soal penanganan Corona yang belum maksimal. Sikap pejabat ini mendapatkan apresiasi dari banyak kalangan.

Virus Corona sudah lebih dari setahun menyerang seluruh penjuru Tanah Air. Belum ada tanda-tanda kapan virus sialan itu, bakal musnah. Malah dalam sebulan terakhir, terjadi lonjakan kasus yang membuat situasi makin memburuk. Kasus positif harian dan angka kematian terus meroket.

Para pejabat rupanya menyadari keadaan belum bisa seperti yang diharapkan. Dalam situasi seperti ini, mereka pun mengakui kekurangan dan rame-rame minta maaf. Macam-macam caranya. Ada yang menyampaikan dalam konferensi pers, ada yang dicuitkan dalam akun Twitter.

Pejabat yang terdengar menyampaikan permohona maaf pertama kali adalah Menko Marves yang juga jadi Komandan PPKM, Luhut Pandjaitan, Sabtu (17/7/2021), pekan lalu. Dalam konfrensi pers yang digelar secara daring, purnawirawan jenderal bintang 4 itu menyampaikan permintaan maaf kepada rakyat Indonesia.

Luhut mengakui, PPKM Darurat yang diterapkan pemerintah untuk wilayah Jawa dan Bali belum cukup ampuh mengendalikan virus Corona, khususnya varian delta. Kasus positif, belum bisa ditekan secara drastis. Sementara, kondisi rumah sakit nyaris penuh antrean pasien yang harus mendapatkan perawatan.

“Saya ingin minta maaf kepada rakyat Indonesia jika dalam PPKM Darurat ini jika belum bisa sesuai dengan yang diharapkan,” kata Luhut.

Permintaan maaf Luhut itu langsung jadi sorotan publik. Mengingat selama ini, Luhut nyaris tidak pernah menyampaikan maaf secara terbuka. Justru, Luhut yang kini ditunjuk sebagai Komandang PPKM Darurat biasa ceplas-ceplos dan terkesan menantang terhadap para pengkritik pemerintah soal penanganan Corona.

Setelah Luhut, giliran Menteri BUMN, Erick Thohir, yang menyampaikan maaf. Eks bos Inter Milan itu mengungkapkan, selama ini pemerintah sudah bekerja keras selama 24 jam untuk bisa mengendalikan Corona.

“Kami Kementerian BUMN dengan segala kerendahan hati juga memohon maaf ketika penugasan-penugasan yang diberikan kepada kami tidak sempurna, karena sempurna adalah milik Allah SWT,” ucapnya.

Tak hanya pejabat di tingkat pusat, para pemimpin daerah juga mulai mengakui kekurangannya. Kepala daerah yang pertama menyampaikan maaf adalah Gubernur Jawa Barat (Jabar), Ridwan Kamil. Emil-sapaannya, meminta maaf kepada publik khususnya warga Jabar atas situasi sulit di masa pandemi.

Eks Walikota Bandung ini memastikan Pemprov Jabar akan berupaya maksimal untuk memenuhi kebutuhan warga melalui penyaluran bantuan sosial (bansos). Ia menyebut bansos baik uang maupun sembako sudah dibagikan dari pemerintah pusat, provinsi, maupun kabupaten/kota.

“Beberapa minggu ke belakang ini bukan situasi yang mudah bagi kita semua. Saya memohon maaf atas situasi yang tidak nyaman ini dan memahami kesulitan yang dihadapi,” kata Emil melalui cuitan di akun twitter pribadinya @ridwankamil.

Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa jadi kepala daerah kedua yang ikut menyampaikan maaf pada rakyat yang dipimpinnya. Hal itu ia sampaikan di akun Instagram pribadinya, Selasa (20/7) malam.

“Atas nama Pemprov Jatim, saya meminta maaf jika penanganan Covid-19 di Jatim belum dapat memuaskan seluruh masyarakat,” ujar Khofifah lewat akun Instagram @khofifah.ip.

Dalam cuitannya, Khofifah menyebut, Pemprov Jawa Timur sangat memahami dampak dari pelaksanaan PPKM Darurat. Apalagi, pemerintah telah memperpanjang PPKM Darurat selama 5 hari. Tentunya, keputusan ini cukup memberatkan rakyat yang sedang kesulitan secara ekonomi.

Sikap pejabat yang rame-rame minta maaf ini jadi perbincangan panas di dunia maya. Macam-macam sikapnya. Ada yang mendukung, tak sedikit yang meragukan. Aktivis dakwah serta penulis, Hilmi Firdausi mengatakan, salah satu hikmah pandemi adalah mengajarkan pejabat minta maaf.

“Selama pandemi ini, kita belajar dari negara luar bagaimana rakyat & pejabat kompak melaksanakan 3 M. Rakyat akan menjalani 3M yakni, menggunakan masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak. Sementara para pejabatnya malu, minta maaf, serta mengundurkan diri,” kicaunya.

Fenomena apa ini? Sosiolog Universitas Gadjah Mada (UGM) Prof Sunyoto Usman menilai, apa yang dilakukan pejabat seperti ikan di dalam akuarium. Semua orang bisa mengetahui mana kebijakan yang baik dan tidak. Kebijakan sangat transparan dan bisa dirasakan. Jadi kalau ada kelemahan, semua orang bisa tahu. 

Apalagi saat ini, kata dia, dunia informasi begitu terbuka. Pengguna media sosial juga sudah merata di berbagai daerah. Sehingga kontrol publik terhadap kinerja pemerintah, bisa dilakukan di mana saja dan setiap saat. Permintaan maaf dari pejabat, menjadi hal yang wajar.

“Karena mungkin harapannya agar masyarakat memahami kalau kebijakan pemerintah agak kedodoran. Betapa sulitnya bekerja maksimal dalam situasi ini,” kata Sunyoto, saat berbincang dengan Rakyat Merdeka, tadi malam.

Sunyoto mengatakan, dalam kondisi pandemi saat ini kebijakan memang cepat berubah. Misalnya, saat awal kasus Corona muncul, WHO bukan keputuan untuk tidak perlu menggunakan masker bagi orang yang sehat. Namun, kebijakan kemudian berubah. WHO menyatakan, pemakaian masker bisa mencegah penuluran Corona.

Pengamat komunikasi politik Universitas Padjajaran (Unpad), Justito Adiprasetio, mengatakan permintaan maaf adalah representasi dari itikad baik. Mengakui ada kekurangan. Namun tak cukup dengan minta maaf. Publik ingin permintaan maaf tersebut dilanjutkan dengan langkah progresif terkait pandemi.

“Pengakuan kesalahan adalah arah untuk perbaikan kesalahan, jadi maaf tidak boleh hanya sekadar performativitas belaka. Itu yang kita tuntut,” kata Justito, kemarin. [BCG]

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Lestari Ningsih

Bagikan Artikel: