Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Saking Kritisnya, Napi-napi di AS Ditugaskan Angkut Jenazah Korban Corona

Saking Kritisnya, Napi-napi di AS Ditugaskan Angkut Jenazah Korban Corona Kredit Foto: REUTERS/Carlo Allegri
Warta Ekonomi, Washington -

Amerika Serikat mencatat kasus Covid-19 sebanyak lebih dari sembilan juta pada awal November, namun beberapa pekan kemudian jumlah kasus meningkat menjadi 11 juta.

Satu kota di Texas barat, El Paso, menjadi salah satu pusat penyebaran tertinggi. Sedemikian kewalahan pemerintah kota, para tahanan turut dikerahkan untuk membantu memindahkan jenazah korban Covid-19 ke truk pendingin.

Baca Juga: Bijaknya! Raja Malaysia Batalkan Pemilu buat Cegah Penyebaran Corona

Kota yang terletak di perbatasan dengan Meksiko ini dikenal dengan lanskap gurun pasir, kompleks militer, dan kondisi terik.

Di tengah kasus yang terus meningkat, asosiasi medis meminta Presiden Donald Trump menyerahkan data Covid-19 kepada presiden terpilih Joe Biden.

Dalam surat yang diterbitkan Selasa (17/11/2020), kepala asosiasi medis, asosiasi perawat, dan asosiasi rumah sakit memperingatkan bahwa informasi tentang obat dan kapasitas rumah sakit "harus dibagikan (kepada Biden) untuk menyelamatkan banyak orang".

Mereka meminta informasi itu harus segera diserahkan kepada tim Biden, "secepat mungkin untuk membantu perencanaan strategis guna menjamin perawatan pasien."

Surat itu muncul setelah Biden memperingatkan bahwa korban meninggal akan bertambah bila rencana pemerintahannya dihambat oleh Trump.

Di lapangan, petugas yang kewalahan serta protokol kesehatan yang tidak diterapkan terjadi di banyak tempat di AS, termasuk di El Paso. Inilah lima kejadian di kota tersebut.

Rumah sakit kewalahan

Jumlah kasus virus corona di El Paso meningkat lebih dari 1.000 setiap hari dan jumlah total saat ini sekitar 76.000 orang yang terinfeksi. Jumlah kasus ini sama dengan jumlah total infeksi di Yunani atau Libia.

Data menunjukan sekitar 1.120 warga El Paso tengah dirawat dan 782 orang meninggal. Rumah sakit dan pekerja medis kewalahan dalam menangani banyaknya pasien.

Juru bicara rumah sakit di El Paso mengatakan pihaknya melihat dampak "fisik dan mental" para petugas kesehatan yang menangani pasien Covid-19.

Dengan jumlah kasus yang terus meningkat ini, gedung pusat pertemuan di El Paso baru-baru ini dijadikan rumah sakit darurat.

Sejumlah rumah sakit terlalu penuh sehingga pasien perlu diangkut dengan pesawat udara ke kota-kota lain di negara bagian itu.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: