Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Prioritaskan Covid-19, Biden Bakal Wajibkan Warga AS Pakai Masker

Prioritaskan Covid-19, Biden Bakal Wajibkan Warga AS Pakai Masker Kredit Foto: Antara/REUTERS/Brian Snyder
Warta Ekonomi, Washington -

Presiden Terpilih AS Joe Biden akan segera mewajibkan masker, untuk menekan laju penyebaran Covid-19 di Negeri Paman Sam.

Biden yang menjadikan penanganan pandemi Covid-19 sebagai prioritas nomor satu menegaskan, masker bukanlah suatu pernyataan atau sikap politik.

Baca Juga: Pakar Bilang Hubungan AS dan China Belum Bisa Dingin di Bawah Biden karena...

Data Coronavirus Resources Center John Hopkins University menyebutkan, AS yang saat ini berada di peringkat pertama negara terdampak Covid, mencatat 10.036.282 kasus positif dengan 238.053 korban jiwa.

"Tak masalah siapa pun yang Anda pilih, di mana pun Anda memihak sebelum Pilpres. Apa pun partai Anda, pandangan politik Anda. Kita dapat menyelamatkan puluhan ribu nyawa, jika setiap warga mau memakai masker," kata Biden dalam pidato singkatnya di Delaware, usai pertemuan virtual dengan Anggota Dewan Penasehat Covid-19 yang baru dibentuk, Senin (9/11/2020).

"Tak sekadar nyawa Partai Demokrat atau Republik, tetapi nyawa seluruh warga AS," tegasnya.

Tugas berat Biden, terlihat jelas di depan mata. Per Minggu (8/11/2020) lalu, jumlah kasus positif di AS telah melampaui angka 10 juta.

"Statistik suram itu menunjukkan, kita akan menghadapi musim dingin yang sangat gelap. Jumlah kasus positif meningkat. Ranjang rumah sakit makin penuh. Tingkat kematian pun terus bertambah," papar Biden.

Pada hari yang sama, produsen farmasi Pfizer mengumumkan, hasil analisis awal uji coba vaksin buatannya menunjukkan bahwa vaksin tersebut efektif dalam mencegah Covid-19.

Ini adalah kabar baik yang dinanti dunia, agar pandemi yang telah merenggut lebih dari 1,2 juta nyawa itu bisa segera berakhir.

"Itu memang kabar bagus. Tapi, kita tetap harus menjalankan protokol dasar pencegahan Covid, agar situasi dapat kembali normal seperti semula," tutur Biden.

"Kita tak akan selamanya pakai masker. Tapi paling tidak, sampai vaksin ditemukan. Apalagi, sekalipun telah disetujui, vaksin ini tak akan langsung tersedia dalam waktu dekat," tandasnya.

Pernyataan Biden sangat kontras dengan apa yang dilakukan Trump selama 8 bulan menangani pandemi. Tak sekali dua kali, ia mengabaikan pentingnya masker dan menyebutnya tak efektif.

Ketika kasus menyebar hampir di separuh wilayah negara, Trump yang masih menjabat hingga Januari 2021, malah berselisih dengan para penasihat Covid. Termasuk, tentang pemakaian masker dan kondisi musim dingin yang dapat membuat Covid menyebar lebih cepat.

Untuk membantunya selama masa transisi, Biden telah menunjuk Dr. Rick Bright - pejabat vaksin era Trump yang menjadi whistleblower ke Kongres - sebagai anggota Satgas Covid.

Kepada anggota parlemen, Dr Bright yang dicopot dari jabatannya Kepala Badan Penelitian Medis Federal oleh pemerintah Trump mengungkap, para pejabat pemerintah tak mengindahkan peringatan tentang perlunya penyediaan masker dan alat perlengkapan diri lainnya.

Sikap abai pemerintah era Trump ini, dinilai punya andil besar terhadap tingginya jumlah kasus meninggal dunia akibat Covid di Amerika. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: