Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Walkot Bima Arya: Yang Paling Berbahaya Klaster Perkantoran

Walkot Bima Arya: Yang Paling Berbahaya Klaster Perkantoran Kredit Foto: Antara/Arif Firmansyah
Warta Ekonomi, Jakarta -

Wali Kota Bogor Bima Arya memimpin briefing staff bersama jajaran kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di Taman Ekspresi Sempur, Kota Bogor, Selasa (6/10/2020). Dalam rapat tersebut membahas beberapa poin, khususnya terkait semakin meningkatnya tren klaster perkantoran di Kota Bogor.

"Saya minta semua untuk berhati-hati karena klaster perkantoran sekarang yang utama. Jadi bukan tempat umum, bukan rumah makan, bukan restoran, yang paling berbahaya klaster perkantoran," kata Bima.

Baca Juga: Gubernur Jabar Tegaskan Penularan Corona di Klaster Keluarga Lagi Tinggi-tingginya

Maka dari itu, agenda rapat atau pertemuan di dalam ruangan pada lingkungan Pemerinah Kota (Pemkot) dikurangi untuk mencegah penularan Covid-19.

"Di Balai Kota dikurangi rapat-rapat di dalam ruangan, semua di luar. Saya minta Camat dan Lurah melakukan pengawasan bergeser ke perkantoran, bukan hanya rumah makan. Tim Merpati dan Tim Elang juga bergeser ke sektor perkantoran," tegasnya.

Selain itu, Bima juga meminta kepada Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bogor untuk mendalami sampel di klaster perkantoran untuk bisa lebih memetakan tempat rawan penularan Covid-19.

"Kita dalami juga, saya tugaskan Dinkes untuk mendalami sampel dari klaster perkantoran ini polanya bagaimana, apakah terpapar di kantin atau pas rapat. Lalu, petakan juga, apakah perkantoran di luar Kota Bogor atau apa," ungkap Bima.

Terakhir, Bima juga melakukan evaluasi kepada tim Deteksi Aktif (detektif) Covid-19 Kota Bogor. Hal itu guna meningkatkan proses tracing dan pelacakan orang yang kontak erat dengan kasus positif.

"Unit lacak dan unit pantau rapihkan lagi proses pemantauan dan tracing atau protap untuk swab. Jangan sampai ada ODP yang lolos dan lain-lain, termasuk spesimen yang masuk ke lab harus segera diketahui hasilnya. RSUD Kota Bogor juga sudah punya alat itu, cukup membantu," tandasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ferry Hidayat

Bagikan Artikel: