Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Hampir 40 Persen Warga Sumbar Percaya Kalau Corona Itu Konspirasi, Dampaknya?

Hampir 40 Persen Warga Sumbar Percaya Kalau Corona Itu Konspirasi, Dampaknya? Kredit Foto: Antara
Warta Ekonomi, Padang -

Hasil survei yang dilakukan Lembaga Riset dan Konsultan Spektrum Politika mengungkap 39,9 persen warga Sumatera Barat meyakini pandemi COVID-19 merupakan konspirasi global.

"Hampir 40 persen warga Sumbar memandang COVID-19 adalah persekongkolan negara-negara besar di dunia, tentu sikap ini akan mempengaruhi perilaku mereka dalam mematuhi protokol kesehatan yang diterapkan oleh pemerintah," kata Peneliti Spektrum Politika Andri Rusta di Padang, Senin.

Baca Juga: Begini Cara Hadapi Orang yang Percaya Sama Teori Konspirasi

Ia menjelaskan survei tersebut dilakukan pada 10-15 September 2020 di 19 kabupaten dan kota dengan mewawancarai 1.220 orang responden yang menjadi sampel diambil secara bertingkat.

Sampel diacak secara proporsional dengan memperhatikan jumlah penduduk dan karakteristik penduduk yang ada di kabupaten/kota dengan margin of error sampel sebesar 2,9 persen.

Untuk menjaga kualitas survei ini, pihaknya menelpon ulang responden untuk mengkonfirmasi jawaban sebelumnya terhadap 60 persen dari total sampel yang diwawancarai oleh enumerator sebelumnya.

Menurutnya, tidak sedikit masyarakat yang menganggap COVID-19 adalah konspirasi sejumlah negara kapitalis yang ujungnya pembuatan dan penjualan vaksin kepada masyarakat di banyak negara.

Salah satu dampak dari pemikiran di atas menyebabkan masyarakat mengabaikan imbauan pemerintah untuk selalu melaksanakan protokol kesehatan seperti tidak keluar rumah kalau tidak ada agenda yang penting dan mendesak, memakai masker jika keluar rumah, menjaga jarak dengan individu lain serta selalu mencuci tangan atau menggunakan hand sanitizer pada setiap kesempatan.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ferry Hidayat

Bagikan Artikel: