Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Raksasa Afrika Pekerjakan Petugas Medis 12 Jam Sehari Tanpa Bayaran

Raksasa Afrika Pekerjakan Petugas Medis 12 Jam Sehari Tanpa Bayaran Kredit Foto: Antara/REUTERS/Francis Mascarenhas
Warta Ekonomi, Tripoli -

Kasus pandemi virus corona di Libya semakin bertambah sejak Agustus 2020 lalu. Kini petugas medis di Libya kewalahan di tengah lonjakan kasus yang bertambah dan sumber daya kurang.

Hamza Abdulrahman Jelwal (35), seorang perawat pengawas di pusat karantina di kota pesisir Misrata,Libya belum melihat keluarganya sejak penguncian dimulai pada Maret 2020. Dia juga mengaku belum dibayar.

Baca Juga: Turki Siap Tingkatkan Pengerahan Pasukan di Libya

Jelwal sebelumnya dinyatakan positif mengidap virus corona pada Agustus dan dikarantina di fasilitas yang sama. Setelah sembuh, dia bangkit dan kembali bekerja sebagai perawat.

“Kami bekerja 12 jam sehari. Sangat melelahkan bagi tenaga medis karena tidak ada istirahat,” ujarnya, seperti dikutip Pikiran-rakyat.com dari Reuters.

Pengalaman Jelwal tersebut menjadi taruhan tinggi dan tantangan yang semakin besar bagi petugas medis Libya karena jumlah kasus yang dikonfirmasi terus meningkat. Hanya dalam sebulan, kasus positif Covid-19 di Libya kini mencapai 20.000 orang.

Pejabat utusan PBB untuk Libya, Stephanie Williams, mengatakan jumlah kasus sebenarnya di Libya hampir pasti jauh lebih tinggi dan sistem kesehatan di negara ini tidak dapat merespon.

Virus corona menyebar di Libya karena beberapa penduduk pulang dari luar negeri.

Covid-19 kemudian menyebar ke pusat-pusat kota utama di kota-kota pesisir Tripoli, Misrata dan Benghazi.

Pusat karantina tempat Jelwal bekerja, di distrik Gharara, pernah menjadi klinik swasta tetapi kini diambil alih oleh Pusat Medis Misrata yang dioperasikan pemerintah Libya.

Jelwal mengaku masalah administrasi yang membuat petugas medis belum dibayar dan banyak mulai berhenti bekerja.

Selain itu, hanya ada sedikit peralatan medis dan ventilator di fasilitas karantina. Pemerintah Libya juga disebutkan menunda pendanaan untuk penanggulangan Covid-19.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: