Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Menyelami Kisah Pengidap Covid-19 Selama 6 Bulan

Menyelami Kisah Pengidap Covid-19 Selama 6 Bulan Kredit Foto: Reuters/Mario Anzuoni
Warta Ekonomi, Jakarta -

Monique Jackson terpapar Covid-19 pada awal pandemi. Namun enam bulan setelahnya, dia masih belum pulih.

Selama masa itu Monique rutin menggambar ilustrasi tentang gejala yang dia alami serta upayanya yang sia-sia untuk mendapat perawatan. Sekitar satu tahun lalu, Monique Jackson terpesona saat menonton sesi perbincangan Ted mengenai jamur.

Jamur, kata pembicara dalam acara itu, adalah `world wide web` yang sesungguhnya. Dia merujuk pada jaringan yang memungkinkan manusia menjelajah internet.

Pembicara dalam sesi Ted itu menyebut jamur memiliki akar di seluruh lapisan bawah hutan. Jaringan akar tersebut dia yakini memungkinkan pepohonan untuk saling menopang.

Saat ini, pada minggu ke-24 bergelut menghadapi Covid-19, Monique terus-menerus memikirkan tentang jamur. Monique diduga menderita penyakit yang disebut "long-tail Covid", sebuah reaksi virus corona yang baru-baru ini mulai diteliti oleh para dokter.

Dia jatuh sakit pada Maret lalu dengan menunjukan gejala ringan Covid-19. Namun, gejala itu tidak pernah hilang, bahkan hingga lima bulan kemudian.

Monique mengaku memiliki kepribadian extrovert atau mudah bergaul, dan bisa disebut hiperaktif. Pada saat normal, ia suka olah raga tinju, jiu-jitsu Thailand dan bersepeda 12 mil dari rumah ke kantornya yang berlokasi di sebuah galeri seni di pusat kota London.

Namun, semuanya menjadi berbeda ketika virus corona mewabah, dan menginfeksi tubuhnya. Ia menjadi sangat lemah, bahkan untuk menyikat gigi pun membutuhkan energi ekstra. "Saya bukan orang yang malas," katanya.

Di saat tubuhnya menolak untuk bekerja sama, Monique mengekspresikan sakitnya dan kehidupannya ke dalam buku harian bergambar yang diunggah ke Instagram-nya.

Melalui buku harian itu, Monique juga terhubung dengan orang lain yang mengalami nasib yang sama, yang disebut "long-haulers" atau pasien yang mengalami gejala Covid dalam jangka waktu lama.

Banyak hal tentang virus corona yang masih membingungkan para dokter, dan Covid "Long Tail" adalah salah satu ciri pandemi yang paling membingungkan. Mengapa di beberapa kasus, gejala virus berlangsung dalam waktu lama bahkan tidak hilang, padahal gejawal awalnya ringan?

Monique kembali bercerita, ia dan seorang temannya jatuh sakit setelah mereka melakukan perjalanan menggunakan kereta api.

Dua minggu pertama ia merasa sangat lemas - sangat lelah bahkan tidak bisa bangun dari tempat tidur. Saat itu cuaca di London masih dingin, namun ia hampir tidak berpakaian dan menaruh sekantong es di kepalanya agar tetap dingin.

Pada minggu kedua dia berjuang untuk bernapas. Ambulans datang tetapi mengatakan kadar oksigennya baik-baik saja. "Mereka mengatakan kepada saya bahwa saya mengalami serangan panik, karena menunjukan gejala Covid."

Monique tidak diuji tes Covid-19 saat itu karena, pada Maret, Inggris hanya memiliki sejumlah kecil alat tes yang digunakan untuk kasus mengancam nyawa.

Monique kemudian mencoba merawat dirinya sendiri dengan pengobatan alami. Ketika memakan bawang putih dan cabai mentah, semua begitu aneh karena tidak ada rasanya.

Dan, dia lelah. "Saya tidak punya tenaga untuk mengirim pesan kepada lebih dari dua orang setiap hari," katanya.

Setelah dua minggu, beberapa gejala hilang tetapi muncul kembali gejala baru.

"Saya merasakan cubitan di dada saya yang berubah menjadi seperti terbakar api," katanya. "Rasanya seperti sakit gigi di sisi kiri. Saya pikir saya mengalami serangan jantung."

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: