Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

MUI Bingung Soal Biaya Rapid Test Rp400 Ribu, Katanya...

MUI Bingung Soal Biaya Rapid Test Rp400 Ribu, Katanya... Kredit Foto: Viva
Warta Ekonomi -

Ketua Komisi Dakwah Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat, Cholil Nafis, mengaku bingung harus dikenakan biaya rapid test sebesar Rp400 ribu ketika mau ke Malang melalui Airport Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur.

Maka dari itu, Cholil mempertanyakan ke mana lari uang Rp667 triliun yang dialokasikan pemerintah untuk penanganan wabah corona atau Covid-19. Padahal, ia mengatakan anaknya ingin balik ke pondok pesantren.

"Ini anak-anak santri mau balik ke pesantren harus rapid test masih bayar. Lah, anak saya minggu lalu mau ke Malang untuk lulusan sekolahnya di Airport Halim harus rapid test bayar 400 ribu. Benar nih? Serius nanya, ke mana uang kita sebanyak itu ya?" tulis Cholil di Twitter.

Baca Juga: Jika Hasil Rapid Test Reaktif, Apa yang Harus Dilakukan?

Menurut dia, negara yang berhasil menangani Covid-19 karena rajin melakukan rapid tes lalu mengontrol pergerakan PDP, ODP, dan OTG. Tapi di Indonesia, kata dia, masyarakat bayar untuk rapid tes dan itu hanya berlaku tiga hari. Maka, perlu deteksi dari dini apalagi untuk santri yang mau berkerumun.

"Kalau di pesantren ada satu yang kena akan mudah menyebar. Jika dari awal steril maka bisa jadi contoh 'karantina suci' bagi generasi kini. Prioritas duit yang hampir Rp1.000 T itu untuk apa? Kalau yang mendasar saja rakyat tak kebagian. Rakyat di sektor informal sudah dua bulan tak bekerja," ujarnya.

Cuitan Kiyai Cholil langsung direspons oleh Staf Khusus Menteri Keuangan, Yustinus Prastowo. Ia menyampaikan terima kasih atas saran dari teman-teman Nahdlatul Ulama (NU) yang sudah diterima dengan baik dan sedang dibahas formulasinya.

"Pemerintah sangat mengapresiasi dan akan mendukung dengan kebijakan yang tepat. Salam hormat Pak Kyai," tulis Prastowo.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Cahyo Prayogo

Bagikan Artikel: