Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pemakzulan Trump Lagi-lagi Dibumbui Konspirasi, Sebut Ada Dukungan di Balik Serbuan Capitol

Pemakzulan Trump Lagi-lagi Dibumbui Konspirasi, Sebut Ada Dukungan di Balik Serbuan Capitol Kredit Foto: Antara/REUTERS/Tom Brenner
Warta Ekonomi, Washington -

Pengacara Donald Trump mengatakan pendukung mantan presiden AS itu menyerbu Kongres di Washington DC pada 6 Januari atas kemauan mereka sendiri.

Pernyataan itu diberikan menjelang sidang Trump di Senat pada hari Selasa, setelah dia dimakzulkan untuk kedua kalinya oleh Kongres bulan lalu.

Baca Juga: Sidang Pemakzulan Trump Siap Digelar, Tiap-tiap Pihak Diberi Waktu 16 Jam Oleh Senat

Dia dituduh "menghasut pemberontakan" dalam pidatonya di hadapan pendukungnya menjelang kerusuhan itu.

Trump mengatakan dia tidak akan bersaksi.

Lima orang, termasuk seorang petugas polisi, tewas ketika gerombolan pendukung Trump menyerang Gedung Capitol, memaksa para politisi dan staf bersembunyi.

Trump adalah satu-satunya presiden AS dalam sejarah yang telah dimakzulkan dua kali dan satu dari hanya tiga presiden AS yang pernah dimakzulkan.

Dalam ringkasan pra-persidangan yang dirilis pada hari Senin, pengacara mantan presiden itu mengatakan bahwa dokumen FBI telah menunjukkan bahwa kerusuhan itu direncanakan beberapa hari sebelumnya, yang berarti bahwa Trump tidak dapat mendorong terjadinya kekerasan tersebut.

Mereka juga bersikeras bahwa persidangan tersebut tidak konstitusional karena Trump telah meninggalkan jabatannya dan sekarang menjadi warga negara biasa.

Mereka mengecam sembilan "manajer pemakzulan" dari anggota Demokrat yang akan menguraikan penuntutan.

Pengacara Trump menuduh mereka "menunjukkan ketidakjujuran intelektual dan kosong secara faktual" terkait dengan cara mereka menggambarkan pidato Trump kepada para pendukungnya.

Para pengacara menggambarkan pengadilan itu sebagai "teater politik" dan "aksi politik yang memalukan" oleh Demokrat yang dimaksudkan untuk "membungkam lawan politik dan partai minoritas".

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: