Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ancaman Militer Myanmar: Macam-macam dengan Angkatan Bisa Dikurung 20 Tahun

Ancaman Militer Myanmar: Macam-macam dengan Angkatan Bisa Dikurung 20 Tahun Kredit Foto: Reuters
Warta Ekonomi, Yangon -

Militer Myanmar memperingatkan para pengunjuk rasa antikudeta akan menghadapi ancaman penjara maksimal 20 tahun bila mereka mengganggu angkatan bersenjata.

Hukuman penjara dalam waktu lama dan denda juga berlaku bagi mereka yang diketahui "memicu kebencian" terhadap para pemimpin.

Baca Juga: Pelayan Publik Lumpuh Akibat Demonstrasi Sipil di Myanmar

Militer Myanmar melancarkan kudeta pada tanggal 1 Februari lalu dan menahan para pemimpin pemerintahan sipil yang terpilih melalui pemilu November lalu, termasuk Aung San Suu Kyi.

Pernyataan itu diumumkan di tengah pengerahan kendaraan lapis baja di jalan-jalan di sejumlah kota.

Ratusan ribu orang turun ke jalan sejak pekan lalu, menentang kudeta dan menuntut dibebaskannya para pemimpin.

Pada Senin pagi (15/2/2021), sejumlah kelompok kecil pengunjuk rasa mulai berkumpul di berbagai wilayah di Myanmar, walau kendaraan-kendaraan lapis baja terlihat dikerahkan di beberapa kota.

Kehadiran militer ini memperlihatkan kemungkinan tindakan keras terhadap oposisi yang menentang kudeta pada 1 Februari lalu.

Militer mengumumkan Senin (15/2/2021), bahwa Suu Kyi, akan ditahan selama dua hari lagi.

Suu Kyi dan sejumlah anggota pemerintahan lainnya ditangkap pada 1 Februari dini hari, dan penahanan seharusnya berakhir Senin, setelah dua minggu, menurut kantor berita Reuters.

Berita itu muncul beberapa jam setelah sambungan internet dipulihkan.

Kuasa hukum, Khin Maung Zaw mengatakan, Suu Kyi akan diadili melalui sambungan video di pengadilan di ibu kota Nay Pyi Taw pada Rabu (17/2/2021).

Dakwaan terhadapnya termasuk memiliki perangkat komunikasi, walkie talkie yang digunakan oleh staf keamanannya.

Sementara itu, operator telekomunikasi mengatakan mereka telah diminta untuk mematikan layanan dari pukul 01:00 hingga 09:00 waktu setempat, dari hari Minggu hingga Senin.

Lalu lintas internet tercatat 14% dari tingkat normal setelah perintah diberlakukan, menurut sebuah kelompok pemantau NetBlock.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: