Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Diingatkan Kelakuan Bandel Trump, Biden: Transfer Kekuasaan Gak Bisa Disetop

Diingatkan Kelakuan Bandel Trump, Biden: Transfer Kekuasaan Gak Bisa Disetop Kredit Foto: Antara/REUTERS/Kevin Lamarque
Warta Ekonomi, Washington -

Presiden Amerika Serikat (AS) terpilih Joe Biden menegaskan tidak ada yang akan menghentikan transfer kekuasaan di pemerintahan AS.

Penegasan Biden itu muncul setelah Presiden Donald Trump mengatakan tanpa bukti bahwa pemilu diwarnai kecurangan dan beberapa sekutu dari Partai Republik mendukung penyelidikan.

Baca Juga: Joe Biden Akan Tunjuk Obama jadi Dubes di Inggris, PM Inggris Marah?

Pemimpin Mayoritas Senat dari Partai Republik Mitch McConnell mendukung hak Trump mengajukan gugatan hukum atas kemenangan Biden di beberapa negara bagian medan pertempuran seperti Pennsylvania. Beberapa senior Partai Republik berusaha menabur keraguan tentang hasil pemilu tersebut.

Biden mendapatkan lebih dari 270 suara Electoral College yang dia butuhkan untuk mengambil alih kursi kepresidenan dengan memenangkan Pennsylvania pada Sabtu setelah empat hari penghitungan yang menegangkan. 

Proses penghitungan suara lebih lama dari biasanya karena ada lonjakan surat suara yang dikirim lewat pos karena pandemi virus corona.

Biden mengatakan dalam pidatonya di Delaware bahwa timnya sedang mendorong pembentukan pemerintahan baru untuk mengambil alih kekuasaan pada Hari Pelantikan, 20 Januari 2021, apa pun yang terjadi.

"Kami akan pergi, bergerak bersama, secara konsisten, menyusun administrasi kami, Gedung Putih, dan meninjau siapa yang akan kami pilih untuk posisi Kabinet, dan tidak ada yang akan menghentikan itu," tutur Biden.

Biden juga mengatakan "memalukan" bahwa Trump tidak mengakui hasil pemilu tersebut.

Klaim pemerintahan Trump itu semakin menjadi-jadi dengan Menteri Luar Negeri (Menlu) AS Mike Pompeo memperkirakan "pemerintahan Trump kedua.

Pernyataan Pompeo itu sangat bertentangan dengan panggilan telepon ucapan selamat antara Biden dan para pemimpin Inggris, Prancis, Jerman, dan Irlandia.

"Seluruh Partai Republik telah ditempatkan dalam posisi dengan beberapa pengecualian yang cukup diintimidasi oleh presiden yang sedang menjabat, tetapi hanya ada satu presiden pada satu waktu," ujar Biden yang tertawa ketika ditanya tentang pernyataan Pompeo.

Perdana Menteri (PM) Inggris Boris Johnson mengatakan dia berbicara dengan Biden pada Selasa melalui telepon tentang bekerja sama.

“Saya berharap memperkuat kemitraan antara negara kita dan untuk bekerja dengannya dalam prioritas bersama kita, dari menangani perubahan iklim, mempromosikan demokrasi dan membangun kembali lebih baik dari pandemi,” tweet Johnson.

Presiden Turki Tayyip Erdogan juga memberi selamat kepada Biden, mantan wakil presiden di era Barack Obama yang sekarang akan mengambil alih Gedung Putih.

Mengambil pertanyaan dari media untuk pertama kalinya sejak kemenangannya, Biden ditanya apa yang akan dia katakan jika Trump menonton. Biden berkata, "Presiden, saya berharap dapat berbicara dengan Anda.”

Para hakim telah membatalkan gugatan hukum pemilu di Michigan dan Georgia. Para ahli hukum mengatakan upaya hukum Trump memiliki sedikit peluang untuk mengubah hasil pemilu.

Kampanye Trump dan Partai Republik sebagian besar telah menggugat masalah prosedural dalam penghitungan suara dan belum menunjukkan bukti penipuan dalam tuntutan hukum mereka.

Jaksa Agung William Barr yang ditunjuk Trump mengepalai Departemen Kehakiman, pada Senin mengatakan kepada jaksa federal untuk "mengejar tuduhan substansial" tentang penyimpangan dalam pemungutan suara dan penghitungan surat suara.

Itu melanggar kebijakan departemen sebelumnya yang tidak melakukan penyelidikan terbuka terhadap dugaan kecurangan pemilu sampai penghitungan ulang disimpulkan dan hasilnya disertifikasi.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: