Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Gak Cuma Bikin Baper, K-POP Juga Bisa Dongkrak Pemulihan Ekonomi, Kok Bisa?

Gak Cuma Bikin Baper, K-POP Juga Bisa Dongkrak Pemulihan Ekonomi, Kok Bisa? Kredit Foto: Billboard
Warta Ekonomi, Jakarta -

Demam Korea atau Korean Wave yang tengah menjadi fenomena di dunia termasuk di Indonesia, ternyata tak cuma bikin baper kaum hawa saja. Lebih dari itu, fenomena ini ternyata juga mampu mendorong pemulihan ekonomi Indonesia. Pasalnya tren yang dibawa oleh figur publik asal Korea ini bisa mendatangkan cuan bagi sejumlah industri.

Akibat demam Korea, kini banyak yang mengadaptasi cara berpakaian dan make up Korea. Tak sedikit pula artis Indonesia yang meng-cover lagu Korea. Fans garis keras terutama untuk boyband/girlband K-Pop di Indonesia pun jumlahnya sangat fantastis.

Menurut ahli di bidang branding, Yuswohady, demam K-Pop di Indonesia sudah terjadi dalam 10 tahun terakhir. Survei menunjukkan saat ini bintang-bintang K-Pop memiliki pasar yang besar dan trafik yang tinggi.

Dampaknya, perusahaan-perusahaan di Indonesia mulai banyak yang memboyong artis Korea sebagai brand ambassador mereka karena banyaknya penggemar militan baik di dalam maupun luar negeri.

Baca Juga: BTS Bawa Pulang Dua Penghargaan American Music Awards 2020

Sebut saja Tokopedia, yang berkolaborasi dengan BTS sebagai brand ambassador, kemudian Shopee yang menggaet Stray Kids, Blibli menggandeng Park Seo Joon dan Lazada bekerja sama dengan Lee Min Ho.

Menurut Pengamat Ekonomi dan Dosen Binus University, Doddy Ariefianto, tren iklan K-Pop di Indonesia secara tidak langsung mampu mendorong daya beli masyarakat terutama di kalangan anak muda. Apabila daya beli meningkat diikuti dengan membaiknya penjualan, maka tidak tertutup kemungkinan investasi juga akan masuk.

"Investasi asing yang masuk ke Indonesia melalui perusahaan-perusahaan dalam negeri ini akhirnya akan kembali ke masyarakat Indonesia. Pasalnya, pengetahuan yang dibawa investor asing bisa membuat perusahaan-perusahaan Indonesia berkembang pesat dan berdaya saing global," ujar Doddy di Jakarta, Kamis (7/1/2021).

Baca Juga: Bersama BTS, KB Kookmin Bank Asal Korea Kampanyekan Bintang Finansial Indonesia

Hal ini, kata dia, tentu akan berdampak kepada terciptanya lebih banyak lapangan pekerjaan, meningkatnya kesejahteraan masyarakat dan terwujudnya pemulihan ekonomi nasional.

Sekadar informasi, banyaknya acara e-commerce yang menghadirkan bintang asal Korea hingga keberadaan berbagai drama Korea, yang naik daun di tengah masyarakat Indonesia, ternyata membuat permintaan produk adaptasi Korea meningkat signifikan.

Contohnya, dampak drama Korea yang sering menayangkan adegan makan makanan khas Korea, membuat pegiat usaha di Indonesia yang menjual makanan khas Korea, seperti tteokbokki dan jajangmyeon, menjadi lebih laris. Bahkan di saat pandemi, Tokopedia mencatat penjualan makanan khas Korea di platformnya naik lebih dari 5 kali lipat.

Contoh lain, acara televisi Tokopedia ‘Waktu Indonesia Belanja’ (WIB), yang sempat melibatkan brand ambassadornya, BTS. Keterlibatan BTS membuat acara ini sangat ramai diperbincangkan di media sosial hingga menempati peringkat pertama trending topik, baik di Indonesia maupun worldwide.

Produsen mi instan lokal Mie Sedaap pun mengundang banyak sorotan ketika mengumumkan kolaborasi eksklusif dengan Siwon Choi, personel Super Junior sekaligus aktor asal Korea, sebagai brand ambassador salah satu seri produknya.

Selain mampu mendorong penjualan, strategi marketing seperti ini disinyalir bisa memupuk citra baik Indonesia, serta perusahaan-perusahaan dalam negeri di mata global termasuk investor dan secara tidak langsung mendorong masuknya investasi asing ke perusahaan-perusahaan Indonesia.

Terlihat dalam beberapa bulan terakhir, sejumlah investor asing gencar menanamkan investasinya di Indonesia - khususnya perusahaan teknologi buatan Indonesia - walau di tengah pandemi.

Seperti Microsoft yang memberikan suntikan dana ke Bukalapak. Ada juga Google dan Temasek yang mengucurkan investasi ke Tokopedia. Di sisi lain, Traveloka pun menerima dana dari institusi keuangan global sebesar 250 juta USD atau setara dengan lebih dari Rp3,5 triliun.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Fajar Sulaiman

Bagikan Artikel: