Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Erick Thohir Bangga pada Kimia Farma, Pasalnya...

Erick Thohir Bangga pada Kimia Farma, Pasalnya... Kredit Foto: Antara/Puspa Perwitasari
Warta Ekonomi, Jakarta -

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menyebut PT Kimia Farma (Persero) Tbk atau KAEF telah memproduksi favipiravir. Obat tersebut dapat digunakan pasien positif Covid-19 saat melakukan terapi penyembuhan.

"Alhamdulillah, kemarin Kimia Farma sudah bisa produksi Avigan (favipiravir) yang selama ini diimpor, masuk kategori Favipiravir. Sekarang sudah bisa buat sendiri," ujar Erick, Jakarta.

Baca Juga: Erick Thohir Suntik 9 BUMN Senilai Rp42,3 Triliun, Belum Termasuk PNM!

Langkah Kimia Farma memproduksi obat antivirus tersebut, dinilai Erick sebagai kemampuan perusahaan pelat merah untuk menekan impor bahan baku obat-obatan ke dalam negeri. "Sudah bisa buat sendiri karena sudah bisa buat sendiri, karena gak mau bergantung kepada bahan baku impor," kata Erick.

Tak hanya Kimia Farma, Erick juga menyebut, produsen obat-obatan dalam negeri seperti PT Indofarma (Persero) Tbk tengah membidik obat herbal yang diyakini bisa digunakan dalam proses penyembuhan Covid-19.

Melalui Indofarma, pemerintah terus mendorong agar Holding BUMN Farmasi melalui anak perusahaannya terus meningkatkan riset ilmiah terkait obat herbal yang bisa diproduksi dan digunakan masyarakat untuk menjaga ketahanan kesehatan di tengah penyebaran Covid-19.

"Kita terus melanjutkan bagaimana riset-riset kepada herbal yang bisa membantu. Karena itu, kita spin off yang namanya Indofarma fokus herbal, Kimia Farma untuk Kimia, dan Bio Farma yang fokus kepada ininya semua," ujar dia.

Indofarma memang difokuskan pada bisnis alat kesehatan dan obat herbal, sementara fokus Kimia Farma pada produk farmasi, adapun Bio Farma lebih menggeluti vaksin.

Bio Farma sendiri dipercaya pemerintah untuk bekerja sama dengan Sinovac Biotech Ltd dari China. Nantinya, Bio Farma juga akan bekerja sama dengan Koalisi untuk Inovasi Persiapan Epidemi (Coalition for Epidemic Preparedness Innovation/CEPI), sebuah kerja sama antara pemerintah dan swasta di tingkat global yang berbasis di Norwegia.

Sinovac sudah berkomitmen menyediakan 20 juta dosis vaksin pada akhir tahun ini apabila proses uji klinis tahap 3 berjalan lancar. Untuk tahun depan, akan diproduksi hingga 250 juta dosis untuk Indonesia.

Selain itu, Erick juga melaporkan bahwa Kimia Farma juga telah menggandeng perusahaan asal UEA, Grup 42 (G42) dan akan memperoleh 10 juta dosis vaksin pada akhir 2020. Ditambah lagi, sebanyak 50 juta dosis yang akan diterima Indonesia pada akhir kuartal I-2021.

"Insyaallah, akhir tahun ini ada 30 juta (vaksin) dan tahun depan ada 300 juta. Sebagai catatan, dari total kita dapatkan 330 juta mungkin 340 juta," kata Erick.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: