Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ibarat Nasi Sudah Jadi Bubur: Lawan Dolar AS dan Dunia, Rupiah Hancur Lebur

Ibarat Nasi Sudah Jadi Bubur: Lawan Dolar AS dan Dunia, Rupiah Hancur Lebur Kredit Foto: Antara/M Risyal Hidayat
Warta Ekonomi, Jakarta -

Nilai tukar rupiah terperosok lebih dalam hingga ke Rp14.200-an per dolar AS pada perdagangan spot Selasa, 12 Januari 2021. Sentimen perkembangan stimulus fiskal yang mendorong imbal hasil AS lebih tinggi menjadi penggerak dolar AS untuk terus menekan rupiah dan mata uang global lainnya sementara ini.

"Ini rumit karena imbal hasil AS yang lebih tinggi memberikan penguatan pada dolar, tetapi stimulus dapat mendukung ekuitas AS, dan dolar akan tetap lemah," pungkas kepala strategi FX G10 di Citigroup Global Markets Jepang di Tokyo, Osamu Takashima, dilansir dari Reuters, Selasa, 12 Januari 2021. Baca Juga: Habis Gelap Terbitlah Terang: Usai Anjlok Signifikan, Harga Emas Antam Terang Benderang!

Benar saja, dolar AS dengan leluasa menempatkan rupiah pada posisi yang sulit. Data perdagangan RTI mencatat, mata uang Paman Sam itu membuat rupiah anjlok hingga ke level terdalam di angka Rp14.236 pada pagi tadi. Baca Juga: Astagfirullah! Diserang dari Segala Penjuru Dunia, Rupiah Babak Belur Parah!

Sampai dengan saat ini, rupiah terkoreksi -0,30% ke level Rp14.206 per dolar AS. Kejayaan rupiah pun hancur tatkala tiga mata uang lainnya ikut menekan, yakni dolar Australia (-0,29%), euro (-0,20%), dan poundsterling (-0,34%).

Lebih lanjut, rupiah juga angkat tangan di hadapan hampir semua mata uang Asia, kecuali ringgit (0,20%). Itu artinya, rupiah menjadi yang terlemah kedua di Asia dan keok atas dolar Taiwan (-1,97%), yuan (-0,41%), dolar Hong Kong (-0,27%), dolar Singapura (-0,22%), yen (-0,17%), baht (-0,09%), dan won (-0,08%).

Baca Juga: Pria Buleleng Diringkus usai Curi Tabung Gas-Barang Elektronik

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Lestari Ningsih
Editor: Lestari Ningsih

Bagikan Artikel: