Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

BCA Cetak Sejarah Baru di Bawah Kepemimpinan Jahja Setiaatmadja, Gak Main-Main!

BCA Cetak Sejarah Baru di Bawah Kepemimpinan Jahja Setiaatmadja, Gak Main-Main! Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pandemi Covid-19 tak menghalangi PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) untuk mencetak cuan pada paruh kedua tahun 2020. Terhitung sampai dengan 30 September 2020, bank swasta terbesar di Indonesia itu mengantongi laba bersih senilai Rp20 triliun. Keuntungan tersebut memang tercatat 4,2% lebih rendah dari kuartal III tahun 2019 yang mencapai Rp20,9 triliun. 

Baca Juga: Gak Disangka-Sangka! Perusahaan Milik Konglomerat Prajogo Pangkas Rugi Gede-Gedean!

Meskipun begitu, di tengah tantangan ekonomi akibat pandemi, BCA berhasil mendongkrak pertumbuhan laba sebelum provisi dan pajak (PPOP) hingga 13,5% menjadi Rp33,8 triliun pada September 2020 ini. Pada saat yang bersamaan, BCA mencetak pertumbuhan pendapatan bunga bersih sebesar 9,0% menjadi Rp40,8 triliun selama sembilan bulan pertama tahun 2020. Baca Juga: Perusahaan Milik Crazy Rich Salim: Sari Roti Dongkrak Penjualan Secara Drastis!

Presiden Direktur BCA, Jahja Setiaatmadja, mengungkapkan bahwa permintaan kredit di sektor perbankan mulai menunjukkan tanda-tanda pemulihan. Dalam sembilan bulan pertama tahun ini, BCA telah menyalurkan kredit senilai Rp581,9 triliun, menurun tipis 0,6% secara year on year (yoy). Kredit korporasi menjadi penopang utama terhadap penyaluran kredit BCA, yakni dengan porsi Rp252 triliun, melonjak 8,6% dari tahun sebelumnya. Pada saat yang bersamaan, segmen kredit lainnya mengalami pelemahan di tengah wabah virus corona

BCA mencatat, kredit komersial dan UKM menyerap dana hingga Rp182,7 triliun atau turun 4,9% yoy. Kemudian, kredit konsumer, KPR, tercatat turun 3,1% menjadi Rp89,3 triliun, sedangkan kredit kendaraan bermotor (KKB) turun 19,3% menjadi Rp38,6 triliun. Secara total, protofolio kredit konsumer BCA menurun 9,4% menjadi Rp141,7 triliun.

"Sampai dengan pertengahan Oktober 2020, BCA memproses Rp107,9 triliun pengajuan restrukturisasi kredit atau sekitar 19% dari total kredit, yang berasal dari 90.000 nasabah. Total kredit yang direstrukturisasi pada akhir 30 September 2020 adalah sebesar Rp90,7 triliun atau 16% dari total kredit pada semua segmen. Kami sangat bersyukur atas program relaksasi dari regulator yang membantu perbankan dan nasabah dalam melewati masa yang sulit untuk mencapai pemulihan," pungkas Jahja Setiaatmadja dikutip pada Selasa, 27 Oktober 2020.

Berada di bawah kepemimpinan Jahja, BCA mampu tetap kokoh meski dihadang pandemi. Bahkan, BCA mencetak sejarah baru, di mana aset bank menembus Rp1.000 triliun pada kuartal III 2020.  Peningkatan aset BCA, tegas Jahja, didorong oleh peningkatan dana pihak ketiga (DPK) di sembilan bulan pertama tahun ini yang mencapai Rp780,7 triliun atau tumbuh 14,3% yoy.

"Ini pertama kali aset kami Rp1.000 triliun. Ini merupakan suatu hal yang luar biasa," ungkapnya lagi.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Lestari Ningsih
Editor: Lestari Ningsih

Bagikan Artikel: