Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Biar Akhlak Gak Radikal, Gus Miftah: Follow Tokoh & Akun yang...

Biar Akhlak Gak Radikal, Gus Miftah: Follow Tokoh & Akun yang... Kredit Foto: (Foto: Inst)
Warta Ekonomi, Jakarta -

Adanya gejala radikalisme di kalangan anak muda dan generasi milenial sering kali muncul karena kurangnya pemahaman terhadap ajaran agama. Oleh karena itu, diperlukan penanaman nilai-nilai agama yang moderat dan toleran sebagai semangat dari Islam yang rahmatan lil alamin kepada generasi muda.

Tokoh ulama muda Nahdatul Ulama (NU), KH Miftah Maulana Habiburrahman atau biasa disapa Gus Miftah mengakui saat ini ada generasi muda yang kurang memahami agama. Ada juga generasi muda tersebut memahami agama hanya melalui dunia maya atau media sosial (medsos).

Baca Juga: Kisruh 500 TKA China, Amarah Masyarakat Siap Meledak Makin Radikal

“Seperti yang kita lihat akhir-akhir ini terjadi, orang melakukan tindak kekerasan dan aksi terorisme itu karena kurang memahami agamanya. Apalagi sekarang dengan adanya medsos, saran saya kepada generasi muda, tolonglah follow tokoh-tokoh atau akun-akun yang menentramkan. Kita boleh berguru kepada siapa pun tapi tentunya kepada guru yang bisa menyelamatkan kita, bukan yang malah menjerumuskan,” tutur Gus Miftah di Jakarta, Jumat (3/7/2020).

Gus Miftah mengatakan, pada dasarnya semua pengajian itu baik. Tetapi pengajian yang jauh dari norma-norma dan etika kebangsaan itulah yang tidak harus diikuti.

Baca Juga: Agama Didi Kempot Diperdebatkan, Gus Miftah Bilang...

“Kalau pengajian itu sudah menyimpang dari norma-norma dan etika kebangsaan tentunya tidak harus kita ikuti. Apalagi kan sekarang ada juga pengajian online. Jadi selektiflah dalam memilih dan ketika bermedsos,” tuturnya.

Gus Miftah yang juga merupakan pimpinan Pondok Pesantren (Ponpes) Ora Aji, Sleman, Yogyakarta ini mengungkapkan, pemahaman yang salah dan kurang tentang agama ini harus diluruskan.

Untuk meluruskannya, kata dia, harus dengan cara-cara atau metode yang relevan sesuai dengan kondisi saat ini.

“Karena itu kita harus meluruskannya dengan cara-cara hari ini karena metode dakwah itu sendiri memang selalu berkembang,” ucap alumni Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta tersebut.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Lestari Ningsih

Bagikan Artikel: