Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ketika Covid-19 Mampu Lengserkan Takhta Orang Terkaya di China, Bye-Bye Jack Ma!

Ketika Covid-19 Mampu Lengserkan Takhta Orang Terkaya di China, Bye-Bye Jack Ma! Kredit Foto: Reuters/Bobby Yip
Warta Ekonomi, Jakarta -

Takhta orang terkaya di China kini beralih tempat. Bos air minum dalam kemasan (AMDK) dan vaksin, Zhong Shanshan, berhasil menggusur posisi yang selama beberapa tahun belakangan ini diduduki Jack Ma. Kekayaan bersih sekitar USD58,7 miliar atau USD2 miliar yang melebihi pundi-pundi milik bos Alibaba tersebut.

Berdasarkan Bloomberg Billionaires Index, kenaikan Shanshan menandai melejitnya industri farmasi di tengah wabah virus corona (Covid-19). Dijuluki sebagai Serigala Penyendiri, kekayaan Shanshan melonjak sebesar USD51,9 miliar pada tahun ini. Tak ada pebisnis mana pun yang meraup kekayaan sebanyak itu kecuali Jeff Bezos dan Elon Musk.

Baca Juga: Ya Tuhan, Ramalan Pengusaha Ngeri: Pengangguran Bakal Membengkak Tembus Hingga 5 Juta Orang

Dengan kekayaan sebesar itu Shanshan tampil sebagai orang terkaya kedua di Asia setelah Mukesh Ambani dan orang terkaya ke-17 di dunia di depan Charles Koch dan Phil Knight.

Kekayaannya meningkat tajam setelah Shanshan menyimpan Nongfu Spring Co di bursa saham Hong Kong pada awal September. Saat itu Nongfu menjadi salah satu perusahaan investor favorit dan membawa Shanshan menjadi orang terkaya ketiga di China. Pendaftaran perdana Wantai Badan Usaha Apotek Hayati juga menambah pundi-pundi kekayaannya sebesar USD20 miliar.

Kehadiran Shanshan di puncak daftar orang terkaya China bisa disebut menggusur dominasi teknologi elit. Selain menandai kenaikan industri AMDK dan farmasi, pergeseran ini juga menandai terpuruknya industri akibat sanksi Amerika Serikat (AS). Lebih dari 50 perusahaan teknologi China, termasuk Huawei, dituduh memanen data untuk dikirim kepada Pemerintah China.

Baca Juga: China Mulai Endus Strategi Taiwan yang Pasang Banyak Ranjau Laut

Salah satu teknologi elit yang masih dapat bersaing dengan Shanshan, yaitu Jack Ma. Selain memusatkan pasar di kawasan domestik dan tidak bersitegang di dunia politik, Jack Ma juga berencana memakai Ant Group di dalam bursa saham bulan depan. Kekayaannya akan bertambah sekitar USD28 miliar jika perusahaannya itu mampu memiliki valuasi hingga USD250 miliar.

Industri teknologi memang masih menjadi sektor terpopuler bagi kalangan calon pebisnis. Coling Zheng Huang juga sukses menjadi orang terkaya kedua di China pada Juni setelah bisnis e-commerce. Sebelumnya Pinduoduo melejit di bursa saham. Mantan pegawai Google Inc itu memiliki kekayaan sekitar USD45,4 miliar. Tapi, kini kekayaannya turun menjadi sekitar USD26,5 miliar.

Dalam lima tahun kiprahnya di dunia e-commerce, Pinduoduo berhasil mengalahkan JD.com sebagai ritel online terbesar kedua di China di belakang Alibaba. Popularitasnya meroket setelah China memberlakukan penguncian akibat virus corona sehingga konsumen lebih banyak secara online.

Saham Pinduoduo juga naik dua kali lipat pada semester awal tahun ini bila dibandingkan dengan semester awal tahun lalu. Berdasarkan laporan Caixin Global, berita pasar Pinduoduo meningkat tajam pada bulan ini menyusul gencarnya promosi belanja tahunan. Jumlah pesanannya melebihi 1,1 miliar dalam sehari.

Saat ini Pinduoduo memiliki kapitalisasi pasar sebesar USD104 miliar dengan pelanggan aktif mencapai 628 juta akun. Huang pun punya saham sebesar 45% di perusahaan itu yang mengantarkannya masuk dalam jajaran atas orang terkaya di China. Dia bahkan menjadi orang terkaya ke-23 di dunia pada bulan Juni.

Namun seperti dilansir Asia Times, Pinduoduo masih jauh dari kata sukses secara bisnis. Faktanya Pinduoduo mengalami kerugian bersih sebesar USD581,8 juta pada kuartal pertama (Q1) 2020. Kenaikan Huang ke panggung miliarder juga mengundang berbagai reaksi dari para pengguna internet di China.

“Pinduoduo dikenal sejak awal sebagai platform penjualan barang-barang bajakan,” kata seorang warga China yang tak mau disebutkan namanya. Sejumlah warga China yang lain juga mengungkapkan pernyataan serupa. Mereka tidak menyangka Pinduoduo akan sesukses sekarang hingga menyaingi Alibaba.

Berdasarkan laporan NextShark, Huang membangun bisnisnya berdasarkan pengalaman hidup dan hobi, juga skill, ketika bekerja di Google sejak 2004. Dia melihat peluang setelah mengobservasi persaingan bisnis antara Alibaba dan Tencent sehingga tergerak untuk menciptakan layanan antara e-commerce dan game.

Pada 2015 Huang berhasil menggalang dana hingga USD8 juta dan mendirikan Pinduoduo sebulan kemudian. Salah satu pembeda Pinduoduo dengan e-commerce lainnya ialah pendekatan sosial. Di Pinduoduo, pembeli dapat melakukan belanja secara kolektif dengan diskon tinggi. Mereka juga dapat bergosip.

Pinduoduo telah berhasil memasuki kompetisi dan mulai mengancam dominasi Tencent dan Alibaba. Saat ini, Pinduoduo diharapkan dapat membuat catatan keuangan dan jumlah pembeli yang konsisten. Sebab Tencent dan Alibaba sudah memiliki pangsa pasar yang besar, tidak hanya di China, tetapi juga di Asia.

Selain itu Tencent dan Alibaba sangat gencar melakukan akuisisi di berbagai sektor. Tencent sendiri membeli saham induk perusahaan Snapchat, Snap, sebesar 12% setelah memboyong saham Tesla dan Activision. Saham Tencent telah meningkat dua kali lipat pada 2018 menyusul tingginya kepercayaan investor.

Dalam kategori nilai pasar, Tencent telah melampaui Facebook setelah perusahaan teknologi Asia itu memiliki valuasi di atas USD500 miliar. Nilai kapitalisasi pasar Tencent juga mencapai USD519,4 miliar. Padahal Tencent baru melakukan IPO di Hong Kong pada 2004 dengan 3,70 dolar Hong Kong per lembar. 

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Lestari Ningsih

Bagikan Artikel: