Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Gegara Joget TikTok, Wanita di Negara Ini Dipenjara 2 Tahun

Gegara Joget TikTok, Wanita di Negara Ini Dipenjara 2 Tahun Kredit Foto: Reuters/Andrew Kelly
Warta Ekonomi, Kairo -

Pengadilan di Mesir menjatuhkan hukuman dua tahun penjara terhadap sejumlah perempuan muda karena mengunggah video tarian 'tidak senonoh' di media sosial TikTok. Para kritikus mengatakan vonis ini pembungkaman kebebasan berekspresi di masyarakat yang konservatif.

Dalam pernyataannya Selasa (28/7/2020) jaksa penuntut mengatakan para perempuan yang didenda sebesar 300 ribu pounds atau hampir 19 ribu dolar AS itu 'melanggar nilai-nilai dan prinsip keluarga Mesir'. Jaksa juga menyebut mereka mendorong kemaksiatan dan mempromosikan perdagangan manusia.

Baca Juga: Menjauh dari China, TikTok Mau Sediakan 10 Ribu Pekerjaan di ....

Pengacara para perempuan tersebut berjanji mengajukan banding. Gugatan hanya menyebut dua nama tergugat yakni Haneen Hossam, seorang mahasiswi 20 tahun dan Mawada Eladhm yang berusia 22 tahun. Disebutkan ada orang ketiga yang membantu mengelola akun media sosial mereka.

Pengacara Eladhm, Ahmed el-Bahkeri mengkonfirmasi vonis tersebut. Ia mengatakan jaksa menyebut foto-foto dan video kliennya 'memalukan dan menghina'.

Eladhm menangis di pengadilan. "Dua tahun? 300 ribu pounds Mesir? ini sesuatu yang terlalu keras untuk didengar," kata asisten pengacara, Samar Shabana.

Popularitas dua perempuan itu melejit baru-baru ini, akun TikTok mereka diikuti jutaan orang. Dalam video berdurasi 15 detik  dengan latar lagu-lagu pop-disko Mesir, mereka berpose di mobil, menari di dapur, dan membuat sketsa komedi. Video mereka tampak aman untuk ditampilkan di media sosial.

Namun popularitas mereka di media sosial dapat menjadi kehancuran di Mesir. Warga Mesir dapat dipenjara atas kejahatan-kejahatan tidak jelas seperti 'penyalahgunaan media sosial', 'menyebarkan berita palsu', atau 'mendorong kebejatan dan amoralitas'.   

"Mereka hanya ingin pengikut, mereka bukan bagian dari jaringan protitusi, dan tidak tahu bagaimana pesan mereka diterima oleh jaksa," kata Shabana.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: