Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Apa Itu Big Data?

Apa Itu Big Data? Kredit Foto: Unsplash/Markus Spiske
Warta Ekonomi, Jakarta -

Big data adalah data dalam jumlah sangat besar yang dikumpulkan, disimpan, diolah, dan dianalisis agar menghasilkan informasi yang bermanfaat untuk digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan atau kebijakan.

Latar belakang kehadiran istilah big data berangkat dari fakta bahwa pertumbuhan data terus berlipat ganda dari waktu ke waktu dan telah melampaui batas kemampuan media penyimpanan maupun sistem database konvensional.

Disebutkan pula, big data lahir dari fenomena perluasan penggunaan internet dan kemajuan teknologi informasi yang diikuti dengan terjadinya pertumbuhan data yang luar biasa cepat atau biasa dikenal dengan istilah ledakan informasi (information explosion) maupun banjir data (data deluge).

Perkembangan penggunaan internet dan teknologi informasi mengakibatkan pembentukan aliran data yang super besar dan terus-menerus sehingga sulit untuk dikelola, diproses, maupun dianalisis dengan menggunakan teknologi pengolahan data yang selama ini digunakan.

Baca Juga: Apa Itu Ethernet?

Gartner pernah menyebutkan big data memiliki tiga karakteristik atau atribut yang dikenal dengan istilah 3V, yakni volume, variety, dan velocity. Akan tetapi, seiring perkembangan karakteristik big data turut berkembang menjadi 5V, yakni volume, variety, velocity, veracity, dan value.

Karakteristik Big Data

Seperti sudah dijelaskan sebelumnya, big data memiliki lima karakteristik atau atribut. Volume berarti data bisa dikategorikan ke dalam big data jika memiliki ukuran yang besar atau dimungkinkan bisa sangat cepat membesar sehingga membutuhkan disk space yang sangat besar pula.

Variety berarti data bisa disebut sebagai big data jika memiliki karakteristik yang bermacam-macam dan tidak homogen, tetapi memiliki banyak sekali variabel dan sangat beragam meliputi berbagai jenis data baik data yang telah terstruktur dalam suatu database maupun data yang tidak terorganisir dalam suatu database.

Velocity berarti big data memiliki karakteristik cepat sekali berubah baik dari sisi variabel maupun tipe data. Dengan karakteristik ini, perlu sentuhan khusus dalam mengolah big data.

Veracity berarti big data memiliki kerentanan dari sisi keakuratan dan kevaliditasan sehingga memerlukan kedalaman untuk menganalisis big data agar bisa menghasilkan keputusan yang tepat. Adapun, value berarti big data memiliki nilai yang sangat tinggi apabila diolah dengan cara yang tepat guna.

Berdasarkan penjelasan tersebut, jelas bahwa big data bukan hanya soal ukuran yang sangat besar namun juga memiliki karakteristik seperti jenis data sangat beragam dan laju pertumbuhan maupun frekuensi perubahan sangat tinggi.

Dalam hal ragam data, big data tidak hanya terdiri dari data berstruktur seperti halnya data angka-angka maupun deretan huruf-huruf yang berasal dari sistem database pada umumnya seperti halnya sistem database keuangan tetapi juga terdiri atas data multimedia seperti data teks, data suara, dan video yang dikenal dengan istilah data tak berstruktur.

Terlebih lagi, big data juga mencakup data setengah berstruktur seperti halnya data email maupun XML. Dalam hal kecepatan pertumbuhan maupun frekuensi perubahan, big data mencakup data-data yang berasal dari berbagai jenis sensor, mesin-mesin, maupun data log komunikasi yang terus-menerus mengalir.

Pemberdayaan Big Data

Big data hanya akan berupa kumpulan data mentah yang tak berarti apa-apa jika tidak diberdayakan. Meski demikian, pemberdayaan big data bukan perkara mudah karena butuh investasi infrastruktur, sumber daya manusia, dan beragam software.

Hingga saat ini pemberdayaan big data didominasi oleh perusahaan-perusahaan jasa berbasis internet seperti Google dan Facebook. Data yang mereka berdayakan bukanlah data-data internal perusahaan seperti data penjualan. Perusahaan-perusahaan ini memanfaatkan big data untuk mendapatkan informasi tren per-konsumen dengan memanfaatkan atribut-atribut yang melekat pada pribadi tiap konsumen.

Misalnya, Amazon menggunakan data atribut yang melekat pada setiap user, sejarah pembelian, perilaku user, dan data lain sebagai bahan untuk membuat rekomendasi yang sesuai dengan karakteristik setiap user.

Google menggunakan akumulasi data dalam skala yang sangat besar untuk melakukan bisnis iklan. Kemudian Facebook menggunakan data user yang sangat besar sebagai dasar untuk meningkatkan keuntungan dari iklan, permainan game, dan penjualan software.

Bukan hanya perusahaan digital, perusahaan keuangan yang bergerak di sektor asuransi di Jepang juga sudah mulai mengumpulkan informasi tentang perilaku mengemudi para klien dengan memonitor GPS pada peralatan navigasi digital yang dipasang pada mobil milik klien. Dengan mengumpulkan informasi ini, perusahaan asuransi dapat mengetahui gaya mengemudi setiap klien sehingga mampu menganalisis risiko dan memastikan margin harga yang sesuai.

Penggunaan big data juga dapat diaplikasikan pada perusahaan infrastruktur maupun industri primer. Sebagai contoh, dengan penggabungan sensor yang dipasang di jalan raya dengan data yang dikumpulkan dari GPS yang telah terpasang pada mobil para pengguna jalan raya maka dapat diketahui kondisi kepadatan lalu lintas dari setiap ruas jalan yang diinginkan.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Cahyo Prayogo
Editor: Cahyo Prayogo

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: