Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Rata-Rata, CFO Lebih Pilih Berkolaborasi dengan C-Level

Rata-Rata, CFO Lebih Pilih Berkolaborasi dengan C-Level Kredit Foto: Dok. Panpel Webinar
Warta Ekonomi, Jakarta -

Saat ini, peran CFO (Chief Financial Officer) semakin penting dalam keberlanjutan bisnis perusahaan. Sebab, CFO dapat membantu perusahaan dalam memperoleh pertumbuhan bisnis yang lebih cepat, termasuk dalam mengelola risiko yang terjadi.

Hal ini seperti yang terungkap dari hasil survei yang digelar konsultan global Accenture bertajuk “Breakthrough Speed for Breakout Value”. Survei global ini dilakukan terhadap lebih dari 1.300 eksekutif senior keuangan di seluruh dunia pada April dan Juni 2020, termasuk menganalisis 245-500 perusahaan di 10 industri. Accenture selain sebagai pelaksana riset merupakan pelaku industri jasa yang merupakan perusahaan terbuka, harus menunjukan bahwa tata kelola keuangan merupakan hal signifikan dalam keberlanjutan organisasi.

Baca Juga: Bukan Cuma Miliarder Bos Twitter, 3 Pihak Ini Juga Lelang Token NFT Demi Himpun Uang untuk ....

Hasil survei tersebut menunjukkan bahwa CFO yang mampu mewujudkan sepenuhnya peran baru mereka dan dapat menjalankan operasionalnya secara efektif, maka akan mampu menggandakan nilai EBTIDA CAGR (parameter yang digunakan untuk mengukur performa keuangan perusahaan), dari 3,8% menjadi 6,9%. Bahkan, selama tiga tahun ke depan, mereka juga dapat meningkatkan pendapatan CAGR (rata-rata tingkat pertumbuhan tahunan perusahaan), dari 2,7% menjadi 3,0%.

Temuan menarik lainnya dari survei ini adalah 86% CFO telah meningkatkan strategi kolaborasi dengan mitra eksekutif yang berada di C level (C-suite). Sementara itu, 72% dari CFO memiliki keputusan akhir tentang arah teknologi dari perusahaan mereka. Adapun 88% CFO telah memperkenalkan metrik baru untuk memberikan pengaruh yang baik pada keuangan perusahaan. CFO juga menggunakan teknologi dan data untuk berhubungan dengan lintas C-suite. Terbukti, CFO juga ikut mendorong end-to-end insight melalui model dan data yang real-time.

Bagaimana dengan Indonesia? Merujuk survei yang digelar Accenture dan SWA Media Group SWA terhadap 60 CFO dan pemimpin keuangan dari 54 perusahaan di 13 industri di Indonesia, pada November-Desember 2020, menunjukkan bahwa 48% tugas keuangan tradisional telah terotomisasi, dari yang sebelumnya hanya 34% di 2018. Ini menunjukkan bahwa kini tekonologi ikut berperan penting dalam proses keuangan perusahaan. 

Fakta lainnya, ternyata 37% CFO di Indonesia memiliki bakat dan kepiawaian dalam berkolaborasi. Bahkan, 72% CFO di Indoensia menyatakan telah meningkatkan frekuensi dan jangakauan kolaborasi mereka dengan C-suite. 

Yang menarik, lebih dari separuh atau 58% CFO di Indonesia telah merevisi strategi perusahaan secara holistik. Sayangnya, hanya 17% profesional keuangan di Indonesia yang ikut terlibat dalam mengelola risiko yang terjadi di dunia maya. Adapun 25% fungsi keuangan telah mengambil alih tanggung jawab untuk kinerja ESG (Environmental, Social, Governance) di dalam perusahaan.

Menurut Arief Sanjaya, CFO Jakarta Industrial Estate Pulogadung (JIEP), “Jika CEO adalah otaknya, maka CFO adalah jantungnya perusahaan. CFO bukan lagi penjaga gawang yang tinggal di belakang, tetapi sekarang telah menjadi striker yang harus siap di garda depan." katanya, dalam keterangannya, Kamis (25/3/2021).

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Vicky Fadil

Bagikan Artikel: