Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Demi Ambisi Kekuasaan, Teroris KKB Sengsarakan Warga Papua

Warta Ekonomi, Jakarta -

Belangnya jiwa dan berulat hatinya teroris Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua semakin terbuka seiring berjalannya waktu. Demi ambisi akan kekuasaan, kelompok terror tersebut tak segan-segan mengorbankan apa pun, termasuk menyengsarakan warga masyarakat Papua. 

Hal tersebut dikatakan Wakil Sekretaris Jenderal LSM Lumbung Informasi Rakyat (Lira), Varhan Abdul Azis, dalam keterangan tertulisnya, Jumat (12/11/2021).

Baca Juga: Lagi, KKB Bakar Rumah Warga di Intan Jaya

Dalam pernyataan tersebut Varhan mengawali, bahwa bergulirnya waktu telah membuka kedok yang selama ini nyaman dipakai gerombolan teroris KKB, yakni perjuangan untuk menegakkan hak-hak asasi warga Papua. Namun alih-alih perjuangan menegakkan hak asasi yang berlandaskan kepedulian akan nasib warga Papua, realitasnya apa yang KKB lakukan justru membuat rakyat Papua makin sengsara. 

Baca Juga: Polri dan TNI Sudah Menyiapkan Rencana Pengamanan PON dari Ancaman KKB

“Sebenarnya bukti sudah menggunung bahwa KKB hanya memperjuangkan ambisi politik mereka sendiri untuk mengambil alih kekuasaan dan menjadi penguasa,” kata Varhan. 

Tidak hanya tega kepada rakyat dan para tokoh masyarakat Papua, teroris KKB bahkan sampai hati menembak guru-guru, tokoh yang berperan membebaskan masyarakat Papua dari keterbelakangan dan buta huruf, seperti yang mereka lakukan April lalu. 

“Lihat saja kelakuan mereka. Apakah menembak Oktovianus Rayo dan Yonatan Randen, para guru honorer di SD Impres Beoga, yang tengah berjuang membebaskan warga Papua dari buta huruf itu perjuangan? Apakah membakari sekolah, menembaki klinik dan membumihanguskan rumah-rumah warga itu perjuangan? Tentu saja bukan,” kata Varhan.     

Yang terjadi, kata Varhan, di bulan April itu saja teroris KKB bahkan tega menutup rapat-rapat peluang kemajuan bagi anak-anak muda Papua. Mereka membakar enam ruang kelas SMP, satu ruang laboratorium, satu ruangan perpustakaan, yang selama ini menjadi tempat belajar anak-anak muda Papua. Belum lagi yang mereka lakukan sebelum dan sesudah peristiwa itu. 

“Apa yang mereka katakan sebagai perjuangan demi warga Papua itu terbukti hanya omong kosong melihat apa yang mereka lakukan di lapangan yang justru menyengsarakan rakyat, ” kata Varhan.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Vicky Fadil

Bagikan Artikel: