Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Masih Bertingkah Setelah Kalah, Trump Tak Tahu Malu

Masih Bertingkah Setelah Kalah, Trump Tak Tahu Malu Kredit Foto: Antara/REUTERS/Carlos Barria
Warta Ekonomi, Washington -

Meski sudah dipecundangi Joe Biden di Pemilihan Presiden Amerika Serikat (Pilpres AS), Donald Trump masih banyak tingkah. Selain tak mau mengakui kekalahan, dia sempat-sempatnya memecat menteri, padahal kabinetnya tersisa cuma 2 bulan.

Menteri yang dipecat itu adalah Menteri Pertahanan Mark Esper. Pengumuman pemecatan itu juga terbilang nyeleneh. Trump mengabarkan ke publik lewat akun Twitternya, @realDonaldTrump, kemarin. Dia mengganti Esper dengan Christopher C Miller. 

Baca Juga: Kasihan, Twitter Bakal Hilangkan Hak Khusus Trump Usai Kalah

“Dengan ini saya umumkan bahwa Christopher C Miller, Direktur Pusat Penanggulangan Terorisme akan bertindak sebagai Menteri Pertahanan, efektif dalam waktu sesegera mungkin," cuitnya, Senin (9/11/2020).

Menurut Trump, Chris memiliki kepribadian tangguh, tahan banting, dan hebat. Dia pun mengucapkan terima kasih atas kerja maksimal yang dilakukan Esper.

"Chris akan melakukan pekerjaan hebat. Mark Esper sudah diberhentikan. Saya berterima kasih atas pelayanannya selama ini," sambungnya.

Belakangan, diketahui hubungan Trump dan Esper merenggang. Akar masalahnya, karena Esper menentang arogansi Trump terhadap demonstrasi kasus kematian George Floyd. Informasi dari seorang pejabat Kementerian Pertahanan, Esper sudah mengetahui rencana Trump kepadanya. 

Mendengar informasi ini, Partai Demokrat, partainya Joe Biden, bereaksi. Mereka menganggap, keputusan Trump berbahaya dan memberikan peluang ke negara musuh saat Amerika tengah berada dalam transisi pemerintahan. Demokrat pun menuding Trump kekanak-kanakan. Keputusan Trump itu bisa mengikis harapan transisi yang kondusif ke Biden. 

Mantan negosiator perdagangan yang berbasis di Kedutaan AS di Beijing, James Green, mencium niatan buruk Trump. Dia menduga, Trump akan menggunakan sisa masa jabatannya untuk menghancurkan perekonomian China dengan mengeluarkan sanksi. Dengan begitu, Biden tidak akan tenang memimpin negeri Paman Sam itu saat dirinya lengser, Januari 2021. 

"Ada peluang bagus untuk memberikan kehancuran serius bagi China dengan penjatuhan sanksi di berbagai kebijakan AS menjelang pelantikan (Joe Biden)," kata James, seperti dikutip SCMP, Senin (9/11).

Sebelumnya, Trump memang telah berjanji akan menghukum China atas tudingan penyebab Covid-19. Trump disebut akan melakukan itu di sisa masa jabatannya. "Sebentar lagi Trump akan menjatuhkan beragam sanksi kepada China," ujar Pemimpin Sekolah China Moon Strategis, Jeff Moon.

Soal hasil Pilpres, Trump tetap mengklaim dirinya yang menang. Tadi malam waktu Indonesia, atau pagi waktu AS, dia dua kali mencuit soal hasil Pilpres AS, Dia menyebut, pihaknya telah membuat kemajuan besar. Hasilnya akan terlihat pekan depan. “Kita akan menang!” tulisnya. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: