Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Makin Serius Kembangkan BBN, Pemerintah Siapkan 5 Langkah Strategis

Makin Serius Kembangkan BBN, Pemerintah Siapkan 5 Langkah Strategis Kredit Foto: Antara/Wahdi Septiawan
Warta Ekonomi, Jakarta -

Perkembangan industri Bahan Bakar Nabati (BBN) meningkat pesat. Bagi Indonesia, BBN tidak sekadar memenuhi pasar domestik, namun juga menopang penyerapan minyak sawit yang menjadi bahan baku utama pada pembuatan biofuel serta mengurangi impor bahan bakar fosil.

Ketua Asosiasi Produsen Biofuels Indonesia (Aprobi) Paulus Tjakrawan menjelaskan awal pengembangan BBN didorong akibat semakin besarnya defisit neraca perdagangan akibat impor bahan bakar fosil.

Data 2019 menunjukkan defisit yang mencapai US$9,3 miliar akibat impor kurang lebih 50% bahan bakar fosil di Indonesia. Sebaliknya, melalui program mandatori biodiesel 30 (B30) berbasis sawit yang dicanangkan pemerintah mampu menghemat devisa hingga US$3,09 miliar atau setara dengan Rp44,74 triliun di 2020.

Baca Juga: BPDPKS: Biodiesel Naik, Peremajaan Sawit Rakyat Kian Penting

Tidak hanya itu, program tersebut juga berkontribusi pada pengurangan emisi gas rumah kaca (EGRK) sebesar 17,5 juta ton CO2eq atau setara dengan 45% pada target energi dan transportasi di 2019. Juga, diproyeksikan akan mengurangi 25 juta ton CO2eq atau 68% dalam kontribusi pada target energi dan transportasi.

Sementara itu, Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Dadan Kusdiana mengungkapkan bahwa BBN berbasis sawit telah menjadi bagian dari strategi ketahanan energi pemerintah nasional. Sejak awal 2020, B30 telah memproduksi 4,28 juta ton biodiesel pada semester I 2020.

Secara khusus, lanjutnya, pemerintah telah menciptakan lima langkah strategis untuk pengembangan BBN. Pertama, dengan menjamin program B30 berjalan sesuai target. Kedua, riset dan perencanaan pengembangan B40 dan B50 baik dari sisi teknis dan ekonomis, meliputi roadtest serta pengujian pada mesin pembangkit listrik tenaga diesel.

Ketiga, melalui kerja sama dengan Pertamina dalam mendorong program Greenfuel dengan memproduksi green diesel, green gasoline, dan green avtur beserta studi kebijakan, efisiensi, teknologi, pasokan, insentif, dan infrastruktur pendukung, beserta pengembangan industri pendukung seperti metanol dan katalis.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: