Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Laju Operasional Manufaktur Asean Perlahan Bangkit dari Kubur

Laju Operasional Manufaktur Asean Perlahan Bangkit dari Kubur Kredit Foto: Antara/Risky Andrianto
Warta Ekonomi, Jakarta -

Kondisi operasional di seluruh sektor manufaktur Asean perlahan pulih. Hal ini tercermin dalam laporan IHS Markit yang menyebutkan purchasing managers' index (PMI) atau indeks manajer pembelian pada Juli 2020 sebesar 46,5 atau naik tipis 2,8 poin dari 43,7 pada Juni 2020.

Ekonom IHS Markit, Lewis Cooper mengatakan penurunan di sektor manufaktur Asean masih berlanjut di Juli. Namun, laju penurunan ini terus berkurang akibat tingkat penurunan di semua indeks melambat dengan output dan pesanan baru turun pada tingkat paling lambat selama lima bulan.

Seperti diketahui PMI di atas 50 menunjukkan manufaktur tengah ekspansif, sedangkan di bawah 50 menunjukkan manufaktur mengalami resesi.

Baca Juga: Gotong Royong UMKM: Kunci Ketahanan Ekonomi di Masa Pagebluk

Baca Juga: Indonesia Gandeng Inggris Percepat Ekonomi Rendah Karbon

"Data terbaru memang menunjukkan tanda-tanda menggembirakan menuju pemulihan memasuki pertengahan kedua tahun ini karena penurunan terburuk tampaknya telah berlalu. Meski demikian, secara keseluruhan permintaan perlu ditingkatkan dan pabrik-pabrik perlu meningkatkan produksi lebih lanjut menuju kapasitas penuh sebelum kita melihat pemulihan yang berarti. Mengingat potensi kemunculan kembali pandemi dan pengenalan kembali langkah lockdown, risiko penurunan tetap harus diperhatikan," kata Lewis pada Senin (3/8/2020).

Lewis menambahkan pusat kontraksi terbaru adalah penurunan output dan pesanan baru meskipun tingkat penurunan adalah yang paling lambat yang tercatat selama lima bulan.

"Data pendukung menunjukkan bahwa setiap peningkatan penjualan terutama didorong oleh permintaan domestik yang lebih kuat karena pesanan ekspor kembali menurun. Bersamaan dengan itu, perusahaan mengurangi tingkat penyusunan staf selama empat belas bulan berjalan, dengan tingkat pelepasan kerja tetap tajam," tambahnya.

Sementara itu, dari tujuh negara konstituen, hanya Myanmar yang mencatat peningkatan kondisi operasional selama Juli. Pada posisi 51,7, angka PMI Myanmar merupakan yang tertinggi selama enam bulan, dengan ekspansi keseluruhan terutama didorong oleh pertumbuhan yang lebih kuat pada output dan pesanan baru.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: