Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Jiayou! Rupiah Menang Tanpa Balas, Dolar AS dan Global Semua Dilibas

Jiayou! Rupiah Menang Tanpa Balas, Dolar AS dan Global Semua Dilibas Kredit Foto: Antara/Rivan Awal Lingga
Warta Ekonomi, Jakarta -

Nilai tukar rupiah menang tanpa balas terhadap mata uang global pada perdagangan hari ini, Selasa, 15 September 2020. Ditopang oleh pelemahan dolar AS, rupiah terapresiasi hingga ke level Rp14.700-an pada Selasa pagi.  

Sampai dengan pukul 10.05 WIB, rupiah menguat 0,54% ke level Rp14.799 per dolar AS. Tiga mata uang global lainnya juga turut tertekan terhadap rupiah, yaitu dolar Australia (0,27%), euro (0,40%), dan poundsterling (0,55%). 

Baca Juga: Jangan Kaget! Harga Emas Antam Hari Ini Mahalnya Selangit

Di antara mata uang regional, rupiah menjadi yang terbaik kedua di Asia setelah dolar Taiwan (-0,26%). Keunggulan rupiah terhadap mata uang lainnya terbilang tinggi, seperti yen (0,52%), dolar Hong Kong (0,52%), ringgit (0,50%), won (0,48%), baht (0,46%), dolar Singapura (0,34%), dan yuan (0,23%). 

Baca Juga: Ketika Jokowi Sudah Bersuara, Pelaku Pasar Bergembira

Asal tahu saja, keperkasaan rupiah berlanjut hingga hari ini karena didukung oleh sentimen pidato Presiden Jokowi mengenai penanganan Covid-19 di Indonesia. Dalam konferensi virtual, Jokowi memastikan bahwa pemerintah berusaha keras dalam menangani pandemi. Pernyataan Jokowi bahwa kapasitas fasilitas karantina mandiri yang disiapkan pemerintah masih memadai serta imbauan untuk tidak terburu-buru mengambil keputusan direspons positif oleh pelaku pasar.

"Saya perlu ingatkan kembali keputusan;keputusan dalam respon penambahan kasus, saya minta semua selalu melihat data sebaran. Jangan buru-buru menutup sebuah kota, wilayah, kabupaten, kalau kita kerja berbasis data," ungkap Jokowi secara virtual pada Senin, 14 September 2020. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Lestari Ningsih
Editor: Lestari Ningsih

Bagikan Artikel: