Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

President University Kukuhkan Guru Besar Kedua

President University Kukuhkan Guru Besar Kedua Kredit Foto: President University
Warta Ekonomi, Jakarta -

President University, Sabtu (21/8) lalu, mengukuhkan Profesor Dr.Chairy sebagai guru besar jurusan manajemen di perguruan tinggi tersebut. Chairy menjadi guru besar kedua yang dimiliki President University.

Di hadapan sidang senat President University, Chairy menyampaikan pidato berjudul "Imagining the Post-Pandemic Era: The Roles of Conscious Consumption and Influencer Marketing in Fostering Circular Economy”.

Baca Juga: Presiden PKS Serukan Bangun SDM, Bukan Hanya Jalan Tol!

Menurut Chairy, pandemi dapat menjadi momentum guna mendorong munculnya gerakan masyarakat untuk mengonsumsi secara sadar (conscious consumption).

“Konsumen yang sadar melihat konsumsi sebagai tindakan sosial. Artinya, mereka tidak mengonsumsi secara berlebihan, melainkan dengan lebih bertanggung jawab,” papar Chairy. Menurutnya ada tiga ciri dari konsumsi sebagai tindakan sosial.

Pertama, konsumen secara sadar melakukan konsumsi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan bangsanya. Ini, misalnya, diwujudkan konsumen dengan secara sadar lebih memilih produk lokal ketimbang produk impor.

Kedua, masyarakat yang sadar bahwa saat mengonsumsi mereka juga harus mengurangi berbagai masalah lingkungan. Contohnya, dengan tidak meninggalkan sisa atau limbah makanan yang berlebihan.

Dan ketiga, masyarakat sadar bahwa kegiatan konsumsinya memang ditujukan untuk mempromosikan keadilan dan mengurangi ketidakadilan. Ini bisa dilakukan dengan tidak membeli barang-barang yang diproduksi dengan upah yang menekan buruh atau mempekerjakan anak-anak di bawah umur.

"Jika masih ada konsumen yang mengonsumsi barang-barang yang diproduksi dengan upah murah atau mempekerjakan anak-anak, itu sama saja dengan mendukung adanya perbudakan modern,” tambahnya.

Pada bagian lain dari orasinya, Chairy juga menyinggung berkembangnya tren pemasaran baru, terutama di media sosial, yang mengandalkan peran para influencer atau buzzer. Fenomena ini terjadi bukan hanya dalam bidang bisnis, tetapi juga sosial dan politik.

Banyaknya  influencer, baik dari kalangan selebriti atau tokoh-tokoh berpengaruh, yang sengaja dibayar untuk mempengaruhi sikap dan perilaku masyarakat. Para influencer ini, menurut Chairy, sesungguhnya dapat memainkan peran penting dalam mendorong masyarakat untuk mengonsumsi secara sadar.

Namun sayangnya dalam masyarakat yang semakin kapitalistik dan hedonistik, banyak influencer yang lebih memilih untuk  mengejar keuntungan materi dan mengabaikan peran mulia tersebut.

Chairy juga mendorong peran masyarakat untuk ikut membina ekonomi sirkular demi masa depan bangsa dan negara yang lebih baik. Di sini, yang dimaksud ekonomi sirkular adalah aktivitas ekonomi yang mencakup penggunaan kembali, perbaikan produk, daur ulang, desain produk yang ramah lingkungan, rantai pasok (supply chain) yang berkelanjutan, dan termasuk di dalamnya konsumsi yang lebih bertanggungjawab.

 “Jadi, gerakan mengonsumsi secara sadar sangat relevan dengan konsep ekonomi sirkular,” tandas Chairy.

Acara pengukuhan guru besar dilaksanakan dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat dan hanya dihadiri secara terbatas oleh beberapa tamu undangan. Di antaranya, Prof. Dr. Ir. Budi Susilo Soepandji, DEA, mantan Gubernur Lemhanas (2011-2016) yang kini menjadi Ketua Yayasan Pendidikan Universitas Presiden.

Berikutnya  Chairman Grup Jababeka SD Darmono, jajaran direksi Jababeka dan beberapa perusahaan lainnya, sejumlah rektor perguruan tinggi, para guru besar dan tamu-tamu undangan lainnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Alfi Dinilhaq

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: