Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Sangar, Peneliti Jerman Sukses Upgrade Teleskop 'Tata Surya'

Sangar, Peneliti Jerman Sukses Upgrade Teleskop 'Tata Surya' Kredit Foto: Universe Today
Warta Ekonomi, Jakarta -

Baru-baru ini para peneliti dari Jerman menyelesaikan upgrade teleskop tata surya yang disebut GREGOR. Upgrade yang dilakukan di Teide Observatory di Kepulauan Canary itu, digadang-gadang bisa menghasilkan gambar matahari dengan lebih spektakuler.

Peneliti utama dan ilmuwan di Leibniz Institute for Solar Physics di Freiburg, Jerman, Lucia Kleint menyebut jika proyek yang dilaksanakannya adalah proyek yang menarik dan menantang.

Baca Juga: Teleskop Hubble Tangkap Sisa Bintang Mati Berbentuk Pita Oranye

gambar-mengungkap-bahwa-matahari-ditutupi-oleh-ledakan-yang-relatif_200717151447-783.jpg

"Hanya dalam satu tahun kami telah mendesain ulang sepenuhnya. Dari optik, mekanik, dan elektronik untuk mencapai kualitas gambar terbaik." ujar dia seperti dilansir Space, Selasa (8/9/2020).

Sejak dimulainya pengamatan sebagai teleskop surya terbesar di Eropa pada 2012 lalu, GREGOR, juga terus mengalami proyek untuk peningkatan observasinya.

Peningkatan itu, termasuk pekerjaan pada sistem optik dan kontrol teleskop, pengecatan ulang observatorium untuk memantulkan lebih sedikit cahaya dan lebih sedikit mengganggu pengamatan. Hingga, menerapkan kebijakan penjadwalan baru untuk meningkatkan hasil observasi ilmiah.

Terpisah, astrofisikawan di Albert-Ludwig University of Freiburg di Jerman dan direktur Institut Leibniz untuk Fisika Surya, Svetlana Berdyugina menambahkan, proyek ini memang agak sedikit berisiko. Sebab, pemutakhiran teleskop besar dan sentral seperti GREGOR, bisa memakan waktu bertahun-tahun.

"Tetapi kerja tim yang hebat dan perencanaan yang cermat telah menunjukan keberhasilan ini. Sekarang kita punya alat yang ampuh untuk memecahkan teka-teki di matahari," ucapnya.

Teleskop GREGOR yang telah dimutakhirkan itu, diklaim telah memungkinkan peneliti untuk menangkap fitur-fitur matahari yang hanya berjarak 30 mil (50 kilometer). Terlebih, karena aktivitas matahari juga sedang meningkat sebagai titik minimum, selain dari siklus matahari 11 tahun yang saat ini akan berakhir.

Meski demikian, para ilmuan menyebut, masih akan ada banyak hal untuk dipelajari menyoal GREGOR. Sebagai informasi, peningkatan tersebut, dijelaskan dalam makalah yang diterbitkan 1 September di jurnal Astronomy & Astrophysics.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: