Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Gawat! Uang Digital Nasional Bakal Ancam Ekonomi Lokal Negara Kepulauan Ini

Gawat! Uang Digital Nasional Bakal Ancam Ekonomi Lokal Negara Kepulauan Ini Kredit Foto: Coingeek
Warta Ekonomi, Jakarta -

Mata uang digital nasional (CBDC) bakal menimbulkan risiko bagi stabilitas keuangan Republik Kepulauan Marshall (RMI), menurut Dana Moneter Internasional (IMF).

Setelah konsultasi pada Maret, Perwakilan IMF, Yong Sarah Zhou menilai, penerbitan mata uang digital Kepulauan Marshall (SOV) sebagai alat pembayaran akan meningkatkan risiko terhadap stabilitas makroekonomi dan keuangan serta integritas keuangan dari pulau itu.

Zhou menambahkan, tindakan RMI yang bertujuan menahan dampak COVID-19 itu berisiko menekan ekonomi lokal. "Penerbitan SOV dapat membahayakan hubungan perbankan RMI dengan USD," ujarnya, dikutip dariĀ Cointelegraph, Kamis (25/3/2021).

Baca Juga: Beli Mobil Tesla Bisa Pakai Bitcoin, Disetujui Sama Miliarder Ini!

Baca Juga: 7 Negara Ini Mau Rilis Uang Digital Nasional, Ikuti Jejak China!

Jaminan pendekatan hati-hati terhadap SOV sendiri sudah ada, sebab biaya penerbitannya berpotensi lebih besar daripada manfaatnya. Belum lagi masalah terkait antipencucian uang dan risiko pendanaan terorisme yang mengintai SOV.

Zhou berujar, "Kerangka hukum, peraturan, dan kelembagaan RMI belum siap mengakomodasi penerbitan SOV dan mengelola risiko terkait."

Pejabat RMI pertama kali mengumumkan penjajakan pembuatan mata uang digital pada 2018 yang dapat berfungsi sebagai alat pembayaran sah seperti dolar AS.

Menurut Penasihat Kripto RMI, June, RMI tengah menguji coba 'pre-SOV' selama 18 bulan; pre-SOV adalah token yang dapat RMI ubah menjadi SOV.

CBDC telah berhasil di beberapa wilayah yang tersebar di beberapa pulau, seperti Bahama. Pulau itu meluncurkan CBDC Dolar Pasir pada Oktober 2020 guna mendorong inklusi keuangan bagi penduduk di lebih dari 700 ribu pulau.

RMI sendiri memiliki lebih dari 58 ribu penduduk, tersebar di 29 atol dan 5 pulau.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Tanayastri Dini Isna
Editor: Tanayastri Dini Isna

Bagikan Artikel: