Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Tembus ke Rp163 Juta, Bitcoin Jadi Satu-satunya Mata Uang Kripto yang Naik

Tembus ke Rp163 Juta, Bitcoin Jadi Satu-satunya Mata Uang Kripto yang Naik Kredit Foto: Unsplash/Viktor Forgacs
Warta Ekonomi, Jakarta -

Dalam satu jam terakhir, harga Bitcoin (BTC) melampaui US$11.000 atau sekitar Rp163 juta di seluruh bursa utama, termasuk Coinbase dan Binance. Ini terjadi setelah hampir dua minggu volatilitas rendah karena pasar cryptocurrency tetap stagnan dan harga Bitcoin disematkan di bawah beberapa level resistensi.

Berbeda dengan kenaikan sebelumnya yang melihat Ether (ETH) memimpin kenaikan Bitcoin, hanya BTC yang bergerak lebih tinggi. Sementara, cryptocurrency utama lainnya masih merah.

Baca Juga: 14,8 Triliun Bitcoin Migrasi ke DeFi

"Token keuangan terdesentralisasi (DeFi), yang mengungguli BTC sepanjang Agustus, berkinerja buruk dalam beberapa hari terakhir," tulis laporan Cointelegraph, Kamis (17/9/2020).

Tren naik Bitcoin baru-baru ini memiliki banyak pola tidak teratur dibandingkan dengan tren naik sebelumnya. BTC telah menguat sendiri dalam tiga hari terakhir, disertai dengan tingkat pendanaan negatif.

Pendanaan adalah mekanisme yang digunakan oleh bursa berjangka Bitcoin untuk memastikan keseimbangan di pasar. Jika mayoritas pedagang di pasar bertaruh terhadap harga aset dengan melakukan shorting, pemegang kontrak pendek harus memberi kompensasi kepada pemegang lama. Kebalikan dari proses ini berlaku saat pedagang membeli aset.

Tingkat pendanaan Bitcoin menunjukkan bahwa tingkat pendanaan sebagian besar masih tetap negatif di seluruh bursa utama dan ini menunjukkan bahwa pedagang terus menjual BTC meskipun pergerakannya naik.

Namun, terlalu dini untuk mengharapkan kenaikan dari US$11.000. Pedagang telah menunjuk area US$11.000- US$11.300 sebagai kisaran resistensi utama.

Kenaikan BTC besar di atas, US$11.300 atau sekitar Rp167 juta, sulit untuk diproyeksikan berdasarkan kinerjanya baru-baru ini. Setelah penurunan tajam dari US$12.500 atau sekitar Rp185 juta, level US$11.300 menguat sebagai level resistensi.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Bernadinus Adi Pramudita
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: