Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Antara Kasus BLBI, Sjamsul Nursalim, dan Softex Indonesia

Antara Kasus BLBI, Sjamsul Nursalim, dan Softex Indonesia Kredit Foto: Istimewa
Warta Ekonomi, Jakarta -

Kasus tindak pidana korupsi Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI) yang melibatkan pasutri, Sjamsul Nursalim dan Itjih Nursalim turut menyeret nama PT Softex Indonesia. 

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) resmi menetapkan Sjamsul Nursalim dan Itjih ditetapkan sebagai tersangka kasus korupsi penerbitan Surat Keterangan Lulus (SKL) BLBI. Sebagai bagian dari proses penyeldikan, KPK menelusuri aset-aset yang terafiliasi dengan Sjamsul Nursalim, begitu yang dikatakan Jubir KPK, Febri Diansyah.

Baca Juga: Berminat IPO Tahun Ini, Softex Bakal Jadi Emiten Jumbo Perdana di 2019

"Asset tracing sudah kami lakukan dan kami sudah mulai menemukan beberapa aset yang diduga milik dari tersangka, atau pun yang diduga terkait atau terafiliasi dengan tersangka atau perkara ini," jelas Febri seperti dikutip dari CNNIndonesia.com, Jakarta, Jumat (12/07/2019). 

Baca Juga: Bursa Berharap Softex Indonesia IPO Tahun Ini

Kendati KPK belum secara gamblang menyebutkan aset Sjamsul Nursalim mana saja yang terkait dengan kasus korupsi tersebut, nama PT Gajah Tunggal Tbk (GJTL) menjadi salah satu yang disoroti. Masih melansir dari CNNIndonesia, GJTL tercatat mempunyai sejumlah entitas anak usaha, yakni PT Filamendo Sakti, PT Dipasena Citra Darmadja, dan PT Softex Indonesia. 

Bak sebuah kebetulan, nama Softex Indonesia mencuat dalam lingkaran kasus BLBI bersamaan dengan rencana bergabungnya Softex Indonesia ke dalam Bursa Efek Indonesia (BEI). Kemarin, Kamis (11/07/2019), Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna, mengatakan bahwa perusahaan yang didirikan oleh Itjih Nursalim pada 1976 silam itu menunjukkan niatnya untuk menjadi anggota bursa. 

Baca Juga: MA Resmi Bebaskan Terdakwa Kasus Korupsi BLBI karena ...

"Softex itu ketemu dengan direktur kami Pak Laks (Laksono Widodo) untuk menyampaikan niatnya. Sedang proses, belum ada informasi berupa dokumen," jelas Yetna di Jakarta, Kamis (11/07/2019) kemarin.

Calon emiten tersebut dikabarkan membidik dana hasil initial public offering (IPO) sebesar US$500 juta atau setara dengan Rp7,05 triliun. Jumlah tersebut diklaim akan menjadi IPO yang paling besar pertama di tahun 2019 ini.

Pada mulanya, Itjih mendirikan Softex Indonesia sebagai perusahaan produk kertas. Namun, kini masyarakat lebih mengenal Softex Indonesia sebagai salah satu produsen sanitary dan pembalut wanita. Softex Indonesia juga tercatat sebagai salah satu perusahaan yang didukung oleh perusahaan investasi Global, CVC Capital Partners.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Lestari Ningsih
Editor: Lestari Ningsih

Bagikan Artikel: