Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Riset EIU: Tekanan Harga Belum Akan Reda Hingga 2021

Riset EIU: Tekanan Harga Belum Akan Reda Hingga 2021 Kredit Foto: Antara/Raisan Al Farisi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Hasil riset The Economist Intelligence Unit (The EIU) menyebutkan, tekanan terhadap harga-harga barang dan jasa diperkirakan akan berlanjut hingga 2021. Hal ini akan berimbas pada penurunan aktivitas pengeluaran.

"Meskipun banyak yang akan bergantung pada jalannya pandemi, kami memperkirakan banyak dari tren harga di atas akan berlanjut hingga 2021. Dengan ekonomi global yang tidak mungkin kembali ke tingkat sebelum pandemi, pengeluaran akan tetap dibatasi dan harga berada di bawah tekanan," kata Head of Worldwide Cost of Living The EIU, Upasana Dutt, pada Rabu (18/11/2020).

Baca Juga: Sayonara! Singapura Tak Lagi Jadi Kota Termahal

Upasana mengungkapkan, banyak konsumen akan memprioritaskan pengeluaran untuk kebutuhan pokok, hiburan rumah, dan akses internet. Sementara, barang-barang mahal serta pakaian dan rekreasi di luar rumah belum menjadi prioritas.

"Harga laptop dan smartphone juga akan menanggung beban perang tarif. Sementara, barang impor akan tetap rentan terhadap fluktuasi mata uang. Kami berharap penjualan online akan terus meningkatkan pangsa mereka dari total penjualan eceran pada tahun 2021. Namun, pengecer online akan kesulitan untuk menemukan sumber pendapatan baru dan akan mengandalkan persaingan harga untuk meningkatkan volume," ucapnya.

Maka dari itu, bagi perusahaan konsumen yang ingin membuat strategi penetapan harga harus mengevaluasi apakah kerja jarak jauh akan menjadi tren sementara atau permanen di pasar mereka. "Karena ini akan menentukan bagaimana mereka mengemas atau menjual produk," katanya.

Menurut dia, strategi penetapan harga dan penjualan akan ditentukan oleh aturan penguncian. Jika hanya ritel penting yang diizinkan, tujuan belanja serba ada yang kompetitif, termasuk pasar online (seperti Tmall, Shopee, dan Amazon) dan superstore dunia nyata (seperti Walmart, Costco, dan Carrefour) akan berhasil.

Hingga saat ini, kata dia, retail online telah mengambil bagian dari merek internasional. Namun, keunggulan tersebut kini sedang terkikis. "Penjualan langsung ke pelanggan akan memberi perusahaan melakukan kontrol yang lebih baik atas harga dan inventaris. Bekerja sama dengan pengecer dengan kehadiran omnichannel akan menjadi kunci bagi pembuat barang dalam kemasan," pungkasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: