Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Corona Sukses Obok-obok Sistem Kesehatan, Kengerian Terasa hingga Keluarga Sulit...

Corona Sukses Obok-obok Sistem Kesehatan, Kengerian Terasa hingga Keluarga Sulit... Kredit Foto: Getty Images/AFP/Fethi Belaid
Warta Ekonomi, Tunis -

Sistem kesehatan Tunisia hampir runtuh setelah kewalahan oleh lonjakan kasus Covid-19. Sejumlah negara dan individu turun tangan untuk membendung krisis disana.

Warga Tunisia di luar negeri dan warga negara lain mengorganisir peralatan dan sumbangan vaksin yang sekarang membantu memerangi pandemi. Negara di Afrika Utara yang berpenduduk 12 juta orang itu telah berjuang untuk mendapatkan dosis vaksin yang diperlukan bahkan sebelum Covid-19 benar-benar mulai menyerang.

Baca Juga: Alert! Fasilitas Kesehatan Malaysia Terancam Lumpuh Usai Para Nakesnya...

"Sekarang lebih dari tiga juta dosis vaksin, sebagian besar hasil sumbangan telah dikirim. Dengan jumlah yang ditetapkan mencapai lima juta dosis pada pertengahan Agustus," kata kementerian kesehatan Tunisia dilansir dari AFP pada Minggu (25/7/2021).

China dan Uni Emirat Arab masing-masing telah memasok 500 ribu dosis vaksin ke Tunisia. Adapun tetangganya Aljazair memberikan 250 ribu vaksin. 

Menurut hitungan AFP pada Rabu (21/7/2021), Tunisia mencatat 1,4 kematian harian per 100.000 penduduk selama tujuh hari sebelumnya. Kondisi ini menempatkannya sebagai yang terburuk kedua secara global pada metrik ini setelah Namibia. 

Kengerian makin menjadi sengan pengguna internet Tunisia telah membagikan video keluarga panik yang tidak dapat menemukan tempat tidur, petugas medis yang mengkhawatirkan kekurangan oksigen, dan tubuh yang dijejalkan ke kamar mayat yang penuh sesak. 

Perwakilan Institut Pasteur di Tunisia Hechmi Louzir mengatakan kehadiran sumbangan berarti mempercepat program vaksinasi. Harapannya dengan demikian mengurangi penyebaran virus. 

"Tunisia dapat mencapai tujuan untuk memvaksinasi sekitar 50 persen populasi pada pertengahan Oktober", kata Louzir.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: