Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Perhatian, Boris Johnson Kembali Kunci Inggris Rapat-rapat

Perhatian, Boris Johnson Kembali Kunci Inggris Rapat-rapat Kredit Foto: Antara/REUTERS/Henry Nicholls
Warta Ekonomi, London -

Pemerintah Inggris kembali menerapkan lockdown hingga pertengahan Februari mendatang, menyusul lonjakan kasus Covid-19 yang kian menggila. Terutama, sejak kemunculan varian baru virus tersebut.

"Saat ini, kita berada dalam ancaman varian baru Covid, yang memiliki daya tular 50-70 persen lebih cepat dibanding virus Covid sebelumnya. Sehingga, rumah sakit pun kewalahan menampung pasien. Ini adalah titik terberat sepanjang masa pandemi," kata Perdana Menteri Inggris Boris Johnson dalam pidato virtualnya dari Downing Street, Senin (4/1/2021).

Baca Juga: Rela Pergi Jauh untuk Hindari Corona, Pasangan Inggris Mampir ke Pulau Tanpa Penghuni

Johnson menjelaskan, pekan lalu, jumlah pasien Covid di Inggris tembus 27 ribu. Angka ini 40 persen lebih tinggi dibanding puncak gelombang pertama pada April lalu.

Pada 29 Desember lalu, 80 ribu orang di seantero Inggris dinyatakan positif Covid. Ini adalah rekor baru. Apalagi, angka kematian juga melonjak 20 persen pada pekan lalu.

"Karena itu, kita harus bersama-sama membendung laju penyebaran varian baru Covid, diikuti program vaksinasi. Kita harus lockdown secara nasional," tegas Johnson.

Dalam kebijakan ini, setiap warga Inggris diwajibkan tetap tinggal di rumah. Kecuali, untuk hal-hal penting yang diperkenankan secara hukum. Seperti belanja yang sifatnya penting, pergi ke kantor bila betul-betul tak bisa bekerja dari rumah, berolahraga, memerlukan bantuan medis semisal untuk tes Covid, atau pergi dari rumah karena mengalami kekerasan dalam rumah tangga (KDRT).

Sekolah dan perguruan tinggi ditutup, dan wajib menerapkan pembelajaran jarak jauh mulai Selasa (5/1/2021).

Informasi detil mengenai ketentuan di masa lockdown, dapat dilihat di situs gov.uk/coronavirus.

Johnson mengingatkan, dalam beberapa pekan ke depan, Inggris akan menghadapi situasi yang cukup berat karena lonjakan kasus Covid. Jumlah pasien di rumah sakit, diyakini akan terus bertambah.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: