Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pergeseran Krusial, Angka Kelahiran di Korsel Lebih Rendah dari Kematian karena...

Pergeseran Krusial, Angka Kelahiran di Korsel Lebih Rendah dari Kematian karena... Kredit Foto: Antara/REUTERS/Kim Hong-Ji
Warta Ekonomi, Seoul -

Untuk pertama kalinya dalam sejarah, kematian di Korea Selatan (Korsel) melebihi jumlah kelahiran. Sejauh ini, Korsel masih bergulat dengan tingkat kelahiran terendah dan proporsi lansia tertinggi di dunia.

Menurut angka sensus, sekitar 307.764 orang meninggal tahun ini, sementara hanya 275.800 bayi lahir. Dikutip dari The Week, Senin (4/1/2020), total populasi di negara itu juga telah menyusut.

Baca Juga: Korsel Produksi 150 Juta Vaksin Sputnik-V Asal Rusia untuk Kebutuhan Global

Hingga kini, populasi Korsel adalah 51.829.023 jiwa. Sebanyak 24 persen di antaranya merupakan warga berusia di atas 60 tahun.

Tren perubahan jumlah penduduk, memberikan tekanan kepada pemerintah untuk membuat kebijakan yang mendorong masyarakat memiliki keluarga yang lebih besar. Pergeseran penduduk juga berdampak pada perekonomian karena berkurangnya jumlah kaum muda di sektor tenaga kerja.

Pergeseran ini disebabkan perubahan cara pandang wanita terhadap pacaran dan pernikahan. Menurut temuan Korea Institute for Health and Social Affairs (KIHSA), 64 persen wanita memilih tidak berkencan sehingga mereka bisa fokus pada hobi atau pendidikan mereka.

Beberapa dari mereka mengatakan tidak punya waktu, uang, atau kapasitas emosional untuk berkencan. Menurut survei 2018, hanya 22 persen wanita lajang yang menganggap pernikahan adalah bagian penting dalam hidup.

Pada 2019, 257.600 orang menikah, jumlah itu turun dibandingkan dengan 434.900 satu dekade sebelumnya. Pemerintah, dalam upaya memerangi penurunan angka kelahiran, telah mengurangi jam kerja per pekan dari 68 jam menjadi 52 jam pada 2019.

Pada Desember, pemerintah memperkenalkan bonus tunai untuk persalinan, subsidi pengasuhan anak, dan memperluas tunjangan untuk keluarga dengan banyak anak. Pemerintah memperkirakan, jika tren persalinan saat ini berlanjut, populasi negara akan menyusut menjadi 39 juta pada 2067.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: