Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Macron Singgung Islam, Pakistan Panggil Duta Besar Prancis

Macron Singgung Islam, Pakistan Panggil Duta Besar Prancis Kredit Foto: Aue.
Warta Ekonomi, Islamabad -

Pakistan dilaporkan telah memanggil Duta Besar Prancis di Islamabad untuk memprotes pernyataan Presiden Emanuel Macron soal Islam. Islamabad menilai pernyataan Macron, terlebih pasca insiden pemenggalan seorang guru di Paris, telah menyerang Islam.

Macron telah mengkritik mereka yang dia sebut sebagai "Islamis" dan membela penerbitan kartun yang menggambarkan Nabi Muhammad. Macron juga mengatakan, guru yang terbunuh itu adalah korban serangan teroris Islam.

Baca Juga: Tiga Pukulan Telak Erdogan ke Muka Macron, yang Pertama...

Dia juga mengaku tidak akan pernah "melepaskan" karikatur Nabi Muhammad, dalam upacara untuk menghormati guru tersebut pada minggu lalu.

"Dia dibunuh karena Islamis menginginkan masa depan kita. Mereka tidak akan pernah memilikinya," kata Macron kala itu.

"Duta Besar Prancis di Islamabad telah dipanggil untuk melakukan protes diplomatik terhadap pernyataan tidak bertanggung jawab Macron," kata Menteri Luar Negeri Pakistan, Shah Mehmood Qureshi, seperti dilansir Reuters pada Selasa (27/10/2020).

Sementara itu, Perdana Menteri Pakistan, Imran Khan dalam sebuah surat terbuka, mengatakan tumbuhnya Islamofobia mendorong ekstremisme dan kekerasan di seluruh dunia, terutama melalui platform media sosial seperti Facebook.

"Saya akan meminta Anda untuk menempatkan larangan serupa terhadap Islamofobia dan kebencian terhadap Islam di Facebook yang telah Anda terapkan untuk Holocaust," kata Khan. 

Bulan ini, Facebook mengatakan sedang memperbarui kebijakan ujaran kebencian untuk melarang konten yang menyangkal atau mendistorsi Holocaust.

"Seseorang tidak dapat mengirim pesan bahwa sementara pesan kebencian terhadap beberapa pihak tidak dapat diterima, sementara ini dapat diterima terhadap yang lain. Sikap seperti itu adalah mencerminkan prasangka dan bias yang akan mendorong radikalisasi lebih lanjut," ujar Khan.

Sebagai tanggapan, seorang juru bicara Facebook mengatakan kepada Reuters bahwa perusahaan tersebut menentang semua bentuk kebencian dan tidak mengizinkan serangan berdasarkan ras, etnis, asal negara, atau agama.

"Kami akan menghapus perkataan yang mendorong kebencian ini, segera setelah kami menyadarinya. Facebook memiliki "lebih banyak pekerjaan yang harus dilakukan," kata juru bicara tersebut.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: