Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ada Apa di Kabul? Amerika dan Inggris Kompak Nyalakan Tanda Bahaya buat Warganya...

Ada Apa di Kabul? Amerika dan Inggris Kompak Nyalakan Tanda Bahaya buat Warganya... Kredit Foto: AP Photo/Felipe Dana
Warta Ekonomi, Washington -

Amerika Serikat dan Inggris peringatkan warganya  yang berada di Afghanistan pada Senin (11/10/2021) agar tak menginap atau berada di hotel Serena di Kabul.

Peringatan ini  beberapa hari setelah puluhan orang tewas di sebuah masjid dalam serangan yang diklaim oleh kelompok ISIS.

Baca Juga: Saat Amerika Bantu Rakyat Afghanistan meski Menolak Dukung Taliban

"Warga AS yang berada di atau dekat Hotel Serena harus segera pergi," kata Departemen Luar Negeri AS, mengutip ancaman keamanan di daerah tersebut.

Taliban, yang merebut kekuasaan pada Agustus dan mendeklarasikan emirat Islam, mencari pengakuan dan bantuan internasional untuk menghindari bencana kemanusiaan dan meredakan krisis ekonomi Afghanistan.

Ketika kelompok Islam garis keras itu bertransisi dari tentara pemberontak menjadi kekuatan yang memerintah, mereka juga berjuang untuk menahan ancaman dari ISIS cabang Afghanistan.

Inggris juga mengeluarkan peringatan yang sama mengenai ancaman bahaya di kawasan hotel itu

"Mengingat meningkatnya risiko, Anda disarankan untuk tidak menginap di hotel, khususnya di Kabul (seperti Hotel Serena)," bunyi pernyataan Kantor Luar Negeri, Persemakmuran dan Pembangunan Inggris.

Sejak pengambilalihan Taliban, banyak orang asing telah meninggalkan Afghanistan. Akan tetapi beberapa jurnalis dan pekerja bantuan tetap berada di ibu kota.

Serena sendiri adalah sebuah hotel mewah yang populer di kalangan pelancong bisnis dan tamu asing. Hotel itu telah dua kali menjadi sasaran serangan Taliban.

Pada tahun 2014, hanya beberapa minggu sebelum pemilihan presiden, empat remaja pria bersenjata dengan pistol yang disembunyikan di kaus kaki mereka berhasil menembus beberapa lapisan keamanan.

AKsi mereka  menewaskan sembilan orang, termasuk seorang jurnalis AFP dan anggota keluarganya.

Sebelumnya pada  tahun 2008, sebuah bom bunuh diri di hotel itu menewaskan enam orang.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: