COVID-19 tidak hanya memengaruhi layanan kesehatan internasional dan nasional, tapi juga ekonomi makro dan mikro.
Dari segi ekonomi, Menteri Keuangan Sri Mulyani menyatakan ekonomi nasional berada di titik -5,32% pada Kuartal II 2020. Sementara itu, kasus COVID-19 masih meningkat.
Kondisi itu melahirkan dilema, lebih penting mana: faktor ekonomi atau faktor kesehatan? Untuk menjawab pertanyaan itu, Warta Ekonomi akan membagikan temuan dari survei JakPat tentang kekhawatiran masyarakat di tengah COVID-19.
Baca Juga: 5 Tren Wisata di Tengah Pandemi, Ternyata Begini!
Baca Juga: 5 Fakta Menarik di Balik Harbolnas 2020
Survei tersebut berlangsung pada 22-23 Oktober 2020 terhadap 1.158 responden. Survei itu berlangsung di aplikasi JakPat dengan teknik sampling probability. Respondennya berasal dari DKI Jakarta (22,4%), Pulau Jawa (58,5%), dan masyarakat di luar Pulau Jawa (19,1%).
Berdasarkan hasil survei itu terungkap fakta, ekonomi dan kesehatan sama-sama penting; terbukti dari penyebaran atribut kesehatan dan ekonomi dalam tabel berikut:
Penggunaan masker di masa pandemi dianggap kecil kontribusinya terhadap peningkatan kualitas hidup--jika dibandingkan dengan protokol kesehatan lain seperti menjaga jarak karena bukan hal menyenangkan. Meski begitu, responden tetap melakukannya karena menganggap hal itu penting di masa pandemi.